Sebagaimana lazimnya kita mengetahui bahwa apabila mayat sudah dikubur pasti akan segera mengalami proses pembusukan dan penguraian apalagi mayat yang sudah dikubur dalam waktu yang sangat lama. Namun, dengan Kuasa Allah, kita bisa temui banyak fakta dan bukti yang sangat kuat bahwa mayat atau jenazah para Syuhada (Orang Yang Mati Syahid /Martir), para Nabi, dan orang-orang suci (Waliyullah) itu tetap segar bugar dan tidak mengalami proses pembusukan ketika kuburan mereka itu digali kembali. Salah satunya adalah peristiwa yang sangat luar biasa ini, yang sempat menghentak publik dunia terutama penduduk di kawasan Timur Tengah.
Pada
tahun 1932 (bertepatan dengan tahun 1351 H), Raja Iraq yang bernama
Shah Faisal I bermimpi dimana dalam mimpinya ia ditegur oleh Huzaifah
Al-Yamani (salah seorang sahabat Nabi saww) yang berkata:
“
Wahai Raja ! Ambillah jenazahku dan jenazah Jabir Al-Ansari (juga salah
seorang sahabat Nabi saww) dari tepian sungai Tigris dan kemudian
kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi
oleh air; kuburan Jabir juga sedang dipenuhi oleh air.”
Mimpi
yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan
tetapi Raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena ia merasa ada
hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa
urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga Huzaifah Al-Yamani hadir
dalam mimpi Mufti Besar Iraq. Huzaifah Al-Yamani berkata dalam mimpi
sang Mufti itu:
“
Aku telah memberitahukan Raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan
jenazahku akan tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah kepada
Raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan
kami.”
Raja Faisal I (1883 – 1933)
Lalu
setelah mendiskusikan masalah ini, Raja Faisal disertai oleh Perdana
Menteri dan Mufti Besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini.
Diputuskanlah bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini
dan Perdana Menteri akan menyampaikan pernyataan pers supaya semua orang
tahu tentang rencana besar ini. Kemudian diumumkanlah kepada publik
bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah
shalat Dzhuhur dan Ashar. Kuburan kedua sahabat Nabi itu akan dibuka dan
jenazahnya akan dipindahkan ke tempat lain.
Karena
pada waktu itu sedang musim Haji, maka para jamaah haji yang sedang
berkumpul di kota Makkah. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda
rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa turut menyaksikan
dengan mata kepala sendiri proses ekskavasi dari kedua tubuh sahabat
Nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi itu ditunda hingga mereka
selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk
menangguhkannya dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah.
Setelah
shalat Dzhuhur dan Ashar, pada tanggal 20 Dzulhijjah tahun 1351
(Hijriah) bertepatan dengan tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan
ke kota Baghdad. Dan yang datang ketika itu bukan hanya kaum Muslimin
melainkan juga dihadiri oleh banyak Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota
Baghdad hingga penuh sesak. Ketika kuburan Hudzaifah Al-Yamani dibuka
segera mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh
Hudzaifah Al-Yamani diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat
hati-hati agar tidak rusak dan kemudian jenazah yang tampak masih sangat
segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta
Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan
kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian
meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dari kaca yang dibuat
khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Selanjutnya tubuh Jabir bin
Abdullah Al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama
dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.
Prosesi Pemindahan Jenazah Dua Sahabat Nabi Yang Mulia
Pemandangan
yang sangat menakjubkan itu sekarang sedang dilihat oleh banyak orang
laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, Muslim dan
Non-Muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang
dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh oleh
bakteri pengurai sedikitpun. Keduanya dengan mata terbuka, mata yang
telah menatap sinar Kenabian. Kedua jenazah mulia yang menggemparkan
dunia dan membuat semua yang menyaksikan saat itu terperangah dan tak
bisa menutup mulutnya. Kebisuan pun mengharu biru……….. Mereka seolah tak
percaya dengan apa yang mereka saksikan pada hari itu.
Selain
tubuh keduanya yang tampak segar bugar, juga peti mati mereka yang juga
tampak masih utuh dan baru; bahkan pakaian yang mereka kenakan pada
saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas kedua Sahabat Nabi
dan Pahlawan Islam ini tampak seperti masih hidup dan hanya terbaring
saja.
Kedua
jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang
baru tidak jauh dari kuburan sahabat sejati Nabi lainnya yaitu Salman
Al-Farisi yang terletak di SALMAN PARK kurang lebih 30 mil jauhnya dari
kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para
ilmuwan, kaum filsafat, dan para dokter. Mereka yang selalu mampu
berkicau memberikan analisa sesuai dengan bidangnya masing-masing, kali
ini hanya tertunduk bisu, terkesima dengan kejadian yang teramat langka
ini.
Makam Baru Jabir bin Abdullah Al-Anshary
Salah
satu dari mereka adalah seorang ahli fisiologis dari Jerman yang
kelihatan sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat
langsung kondisi tubuh jenazah kedua sahabat Nabi itu yang telah
dikuburkan selama 1300 tahun lamanya. Oleh karena itu, ia serta merta
langsung mendatangi Mufti Besar Iraq. Sesampainya ia di tempat dimana
peristiwa akbar itu sedang terjadi, dan setelah menyaksikan sendiri
Tanda Kekuasaan Allah tersebut, dia langsung memegang kedua tangan sang
Mufti dengan eratnya sambil berkata:
“ BUKTI APALAGI YANG HARUS DICARI BAHWA ISLAM ITU BENAR. AKU SEKARANG JUGA AKAN MASUK ISLAM DAN TOLONG AJARI AKU TENTANG ISLAM “
Di
hadapan ribuan orang yang sedang menyaksikan dirinya, dokter dari Jerman
itu menyatakan keIslamannya. Dan seketika itu juga banyak orang lainnya
yang beragama Kristen bahkan Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai
Muslim karena mereka telah melihat bukti yang sangat nyata dipampangkan
di depan mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir. Masih banyak lagi
setelah itu kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang
berbondong-bondong masuk Islam karena telah menyaksikan atau mendengar
kejadian aneh nan menakjubkan ini.
MARILAH
KITA RENUNGKAN KEMBALI KEJADIAN MENAKJUBKAN DI ATAS. KEJADIAN ITU BISA
MEMBERI KITA ILHAM DAN MEMBUKA MATA KITA SEHINGGA KITA LEBIH PEKA UNTUK
MENGENALI KEBENARAN.
Ulasan ringkas Kejadian ini juga dapat di lihat di :
http://en.wikipedia.org/wiki/Faisal_I_of_Iraq
http://en.wikipedia.org/wiki/Jabir_ibn_Abd-Allah
HUDZAIFAH AL-YAMANI (RA):
Ia
adalah seorang sahabat Nabi yang sangat dipercayai oleh Nabi. Ia juga
adalah sahabat Imam Ali bin Abi Thalib. Ia juga termasuk dalam kelompok
orang yang hadir dalam proses penguburan Bunda Fathimah Az-Zahra (Putri
Rasulullah saww) yang dikuburkan secara rahasia. Banyak sekali peristiwa
dalam sejarah yang menunjukkan bahwa Hudzaifah Al-Yamani itu adalah
seorang sahabat Rasulullah yang sangat setia. Hudzaifah Al-Yamani
bersedia dipanggil oleh Rasulullah untuk berperang di dalam perang
Khandaq (perang parit). Waktu itu Rasulullah menawarkan surga kepada
siapapun yang berani untuk masuk ke wilayah musuh dalam tugas
memata-matai kekuatan musuh. Itu adalah pekerjaan yang sangat berbahaya
akan tetapi Hudzaifah Al-Yamani bersedia melakukannya.
Hudzaifah
juga dikenal orang sebagai “Si Pemegang Rahasia”, karena Rasulullah
telah memberikan nama-nama dan ciri-ciri dari orang-orang yang munafik
yang bermaksud untuk membunuh Nabi pada perjalanan pulang sekembalinya
dari perang Tabuk. Akan tetapi Rasulullah memintanya untuk tidak
membocorkan rahasia itu.
Hudzaifah
Al-Yamani pernah ditunjuk sebagai gubernur kota Madain (sebuah tempat
di dekat kota Baghdad, Iraq) pada masa Umar bin Khattab dan ia tetap
menjalankan tugasnya hingga Imam Ali bin Abi Thalib ditunjuk umat untuk
menjadi Khalifah.Imam Ali mengirimkan sepucuk surat kepada para penduduk
kota Madain memberitahu mereka bahwa sekarang yang menjadi khalifah
adalah Imam Ali sekaligus mengukuhkan posisi Hudzaifah sebagai gubernur
kota Madain untuk melanjutkan tugasnya di sana. Hudzaifah Al-Yamani
meninggal dunia sebelum terjadi Perang Jamal (perang saudara antara
para sahabat Nabi dalam dua kubu yaitu kubu Imam Ali bin Abi Thalib di
satu sisi; dan kubu ‘Aisyah binti Abu Bakar di sisi lainnya) pada tahun
36 H. Hudzaifah Al-Yamani dikebumikan di kota Madain.
JABIR BIN ABDULLAH AL-ANSARI (RA):
Jabir bin Abdullah Al-Ansari (RA) juga adalah seorang sahabat Nabi yang
utama dan mulia diantara para sahabat Nabi lainnya. Jabir bin Abdullah
Al-Ansari selalu berada di front terdepan dalam kurang lebih 18
peperangan yang ia ikuti untuk membela Islam. Jabir bin Abdullah
Al-Ansari diberkahi umur yang cukup panjang sehingga ia masih hidup pada
zaman Cicit Rasulullah saww Imam Muhammad Al-Baqir dan puteranya yaitu
Imam Ja’far As-Sadiq.
Diriwayatkan
bahwa dulu Rasulullah saww pernah berwasiat kepada Jabir bin Abdullah
Al-Ansari bahwa ia akan hidup lama dan berusia panjang hingga akhirnya
ia bisa menemui seorang Cicit Rasulullah saww yang bernama Muhammad
Al-Baqir yang rupanya (wajahnya) dan akhlaknya sangat mirip dengan
Rasulullah. Rasulullah meminta kepada Jabir bin Abdullah Al-Ansari untuk
menyampaikan salamnya (pada cicitnya itu).
Sepanjang
hidupnya Jabir bin Abdullah Al-Ansari tidak sabar menunggu untuk
bertemu dengan Imam Muhammad Al-Baqir. Hingga akhirnya hari yang
dinantikan itu datang juga. Ketika bertemu dengan orang yang dimaksud,
Jabir sangat gembira dan memeluk erat sang Imam sambil mengatakan bahwa
Rasulullah telah menitipkan salam untuk sang Imam.
Jabir
bin Abdullah Al-Ansari tidak berusia lama lagi setelah pertemuan dengan
Imam Muhammad Al-Baqir itu. Ia sempat ditawan oleh Hajjaj bin Yusuf dan
diriwayatkan bahwa timah cair yang panas sekali disiramkan ke atas
kedua tangan sucinya oleh penguasa kejam bernama Hajjaj bin Yusuf itu.
Jabir bin Abdullah Al-Ansari meninggal pada usia 94 tahun dan
dikebumikan di kota Madain.