Sahabat Jabir Bin Abdillah menuturkan “Atap masjid terbuat dari pelepah kurma, dan bila Nabi sedang berkhutbah beliau bersandar di salah satu sisinya.
Namun ketika telah dibuatkan mimbar yang baru untuk beliau, tiba-tiba kami mendengar rintihan tersebut seperti suara gergaji. Hingga masjid mendengung karena suara rintihannya, hingga Nabi menghampirinya dan beliau meletakkan tangan beliau yang mulia lalu ia diam, lalu Nabi memberikan untuknya dua pilihan, beliau bersabda “Kalau kau ingin, aku akan kembalikan kamu ke tempat yang sebelumnya kamu tempati, hingga tumbuh kembali cabang-cabangmu, dan hingga sempurna pertumbuhanmu dengan terus berbuah, dan aku akan menanammu di surga, dan para wali Allah akan memakan dari buahmu?.”
Lalu Nabi mendengarkan pilihannya, dan
menyimak apa yang dikatakan pohon tersebut, dan Rasul memberitahukan
pilihannya dengan sabdanya (menerjemahkan pembicaraan pohon itu) “Kau
tanam aku di surga, dan para wali Allah memakan dari buahanku, hingga
aku berada di tempat yang kekal dan tak akan binasa (surga).” Lalu Nabi
bersabda “Aku telah memenuhinya, dia telah memilih tempat yang kekal
(Akhirat), ketimbang tempat yang fana (dunia).”
Al Imam Hasan Al Bashri bila sedang
mengemukakan hadits ini, beliau selalu menangis sambil berkata kepada
yang hadir di sekitarnya “Wahai para hamba Allah, sebatang kayu merintih
lantaran ia merindukan Rasulullah di tempatnya, maka kalianlah
sebenarnya yang lebih layak dan lebih pantas untuk rindu bertemu dengan
beliau SAW.”
