Malam yang dingin itu, Galin masih saja asyik memperhatikan monitor
computer kerjanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi.
Memang malam itu ia mendapat giliran kerja malam dari perusahaannya
untuk memonitor pengolahan pabrik. Matanya sudah cukup lelah menahan
kantuk. tetapi mau gimana lagi. Ia harus tetap fit karena tugas yang
dibebankan perusahaan kepadanya.
Galin adalah sosok yang rajin, baik ditempat kerja maupun
dilingkungan masyarakat. Ia bekerja disebuah perusahaan yang cukup
ternama di negeri ini. Karena jiwanya yang bersemangat itu. ia
dipercayakan atasannya untuk mengambil alih job suvervisor yang
kebetulan sedang kosong.
Saat sedang asyik memainkan keyboard computernya, tiba-tiba nada
alarm azan shubuh berkumandang di hp nya. Ia tinggalkan sejenak
pekerjaan monitoringnya. Bergegas ia berwudhu’ dan menghadap Sang Ilahi.
Usai sholat, ia menghirup udara pagi sejenak dari jendela ruang
kantornya. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat mendengar nada
hpnya berdering. Ia bingung “siapa pula yang nelpon pagi-pagi buta
begini” suara batinnya bertanya.
“Assalamu’alaikum..
“Wa’alaikum salam..(ternyata ibu mertuanya yang menelpon).
“Ya bu… ada hal apa bu..? tanya galin.
“Maaf mengganggu kerjanya Lin. Ibu sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi Galin. Tapi ini terpaksa.. jelas ibu mertuanya.
“Tak apa bu, kebetulan saya baru usai sholat shubuh”. Jawab galin bingung.
“Begini Lin.. si May pergi ndak tahu kemana. Tadi saat ibu hendak
membangunkan si May sholat shubuh, ia tak ada dikamarnya. Dan dia pun
tak pamit. Dia ada ngomong sama galin..?” jelas ibu mertuanya
kebingungan.
“Lah.. kok bisa begitu bu. Tadi malam saat mau berangkat kerja dia masih ngantar saya kok bu.. semua baik-baik saja kok bu..
“Itulah.. ibu juga bingung. Ibu sudah coba cari dia ke semua
ruangan. Tapi tak ada juga. Ibu tanya sama ayah, ayah juga tidak tahu..
“Iyalah bu.. saya akan pulang lebih awal.. ibu tenang ajalah dulu. Mungkin dia lagi beli sarapan..
“Iyalah…Baiklah kalo begitu.. assalamu’alaikum.
“Wa’alaikum salam..
Galin bingung, konsentrasi kerjanya terganggu. Ia heran kemana
pergi istinya itu. kok ndak pamitan ya.. suara batinnya bergetir. Ia
coba menghubungi hp nya tapi tidak aktif.
Sesampainya dirumah, ia mengumpulkan seluruh keluarganya. Semua
menjawab tidak ada yang tahu. Muncul firasat kurang bagus dihatinya. Ia
coba menghubungi seluruh famili terdekat. Tapi juga dengan jawaban yang
sama.
Galin dan seluruh keluarga merasa khawatir. Ada apa yang terjadi
dengan Maya. Sang istri yang baru tiga bulan ia nikahi hilang bak
ditelan bumi. Mereka menunggu hingga siang. Saat suara azan zhuhur
berkumandang, hati galin sudah merasa tidak karuan. Keluarga mengusulkan
untuk melapor ke polisi. Tetapi galin mencegahnya. Ia tidak mau masalah
ini diketahui tetangga. Bisa jadi aib bu.. Jawab galin menenangkan
mertuanya.
Selesai sholat zhuhur, ia sambung dengan sholat hajat. Ia mohon
kepada rabbnya yang mengatur segala kejadian untuk bisa menemukan jalan
keluarnya.
Usai sholat, ia menyimpulkan untuk konsultasi kepada Faris teman
kerjanya. Faris yang ia kenal sebagai seorang yang cukup dalam agamanya,
mungkin bisa membantunya.
Ia coba menelpon faris, dan faris pun bersedia memenuhi
undangannya. Namun, bagaimana pun rasa hati galin sudah tidak karuan
lagi. Karena istri tercinta yang baru ia nikahi bagai lenyap dibawa
angin. tak ayal, Inai tanda pernikahan dijari pun masih tersisa di ujung
kuku.
Tak lama faris pun tiba dikediaman galin. Waktu sore sudah mau
berganti senja. Seluruh keluarga semakin cemas, apalagi galin sang
suami. Setelah diceritakan apa yang terjadi. Faris hanya mengatakan
untuk bersabar. Seluruh keluarga kurang puas dengan pernyataan Faris
itu, begitu juga galin sang rekan kerja.
Ternyata, rupanya faris menunggu saat waktu magrib tiba. Usai
sholat magrib berjama’ah. Faris memimpin doa memohon kepada sang ilahi.
Dan semua yang ada pun ikut memohon kepada Allah semoga misteri ini
cepat terselesaikan.
Usai bermunajat. Semuanya berkumpul dan bermusyawarah diruang tamu. Galin pun angkat bicara.
Ris.. gimana ini.?
“Yang sabar Lin.. saya tak ada firasat jelek dalam hal ini. Kita husnuzhon saja.” Jelas Faris.
“Tapi ini udah malam Ris..” jawab galin risau.
“Iya nak Faris. Bapak dan ibu sudah sangat cemas ni.. takutnya Maya entah kenapa-kenapa.?” Mertua Galin menimpal.
“Iya.. saya mengerti. Tapi firasat saya, ini hanyalah ujian Allah
pak.. dan semua ini berpulang kepada bapak dan ibu. terutama galin. Apa
pun yang kita lakukan, insya Allah akan dijawab Allah. Dan saya hanyalah
hamba Allah yang mencoba membantu saudaranya.” Jawab Faris.
Galin dan mertuanya akhirnya memutuskan hendak melaporkan hal ini
kepada polisi. Saat semuanya sedang bersiap hendak berangkat ke kantor
polisi. Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi… Tiiing…Tooong…
“Assalamu’alaikum… suara dari balik pintu.
“Wa’alaikum salam.. jawab galin setengah berlari kebingungan.
Saat pintu dibuka. Ternyata ada sosok wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Maya Sang istri tercinta.
“Subhanallah…. Dinda…..” teriak Galin.
Dan semua isi rumah pun setengah berlari menuju pintu mendengar hal itu.
“Alhamdulillah….” Gemuruh tahmid berkumandang dari bibir keluarga.
Galin bersyukur tetapi hatinya penasaran dan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi pada istrinya.
Beribu pertanyaan yang ada dikepalanya. Ia merasa ingin menumpahkan semua pertanyaan itu kepada istrinya.
Belum sempat pertanyaan bertubi-tubi hendak menyerang Maya. Ibu mertuanya menyuruh semua yang berada di pintu itu masuk kedalam.
Setelah semua berkumpul diruang tamu. Dan Maya sudah tahu akan
diserang pertanyaan-pertanyaan. Maka Maya lebih dulu angkat bicara.
“Sebelumnya Maya minta maaf kepada seluruh keluarga terutama kepada
Kanda (galin). Ini semua diluar kuasa Maya. Tadinya Maya ingin lebih
dulu memberi tahu. Tetapi…”
“Tetapi kenapa dinda…” celetuk galin penasaran yang duduk disamping Maya.
“Begini kanda.. saat mendengar azan shubuh tadi pagi, Maya bangun
dan hendak menunaikan sholat shubuh. Tetapi Maya merasa pusing dan mual.
Mata Maya terasa berkunang-kunang. Lalu Maya coba membangunkan ibu,
tapi ibu tak juga bangun. Lalu Maya berinisiatif hendak ke rumah sakit.
Dan Maya minta maaf belum pamit dengan ibu dan ayah. Lalu Maya menelpon
taksi dan sesampainya dirumah sakit, Maya pingsan dan baru siuman
sekitar jam 11. lalu Maya coba menelpon kanda tapi batrei hp Maya
ngedrop. Dan saat Maya bangkit dari tampat tidur rumah sakit hendak ke
telepon umum. Mata maya kembali berkunang-kunang dan Maya kembali
pingsan. Mungkin karena Maya belum sarapan tadi pagi. Maya akhirnya
siuman sekitar jam 6 sore tadi.”
“Lalu bagaimana sekarang May.. dan apa kata dokter.?” Tanya ibunya penasaran.
Lalu Maya tiba-tiba memeluk mesra Galin sambil mengatakan Malu-malu.
“Kata dokteeeer……………..“MAYA HAMIL”
“Haaamiiill…..Subhanallah……….” Suara tasbih bergema memenuhi ruangan.
Seketika suasana mencair. Ribuan pertanyaan pun sudah terjawabkan. Dan galin pun bersujud syukur kepada sang Ilahi.
