Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamnya mengagumkan para petani kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirtat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta kerihaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (Q.S. al-Hadid [57];20)
Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya) (Q.S. al-Nazi’at [79];37-41)
Diantara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat (Q.S. al-Ali Imran [3];52)
Barangsiapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu dan barang siapa menghendaki pahala akhirat. Kami berikan (pula) pahala akhirat itu (Q.S. al-Ali Imran [3]:145)
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada ada baginya suatu kebahagian di akherat (QS. Al-Syura [42]:20)
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan (Q.S. Yunus [10];7-8)
Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti (Q.S. al-A’raf [7];169)
Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kiamu memahaminya (Q.S. al-An’nam [6];32
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi (Q.S. al-Munafiqun [63];9)
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami coba mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal
(Q.S. al-Thaha [20]:131)
Dan bacakan kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-kitab), kemudian di melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai ia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguahnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaanya seperti anjing jika kamu menghalaunya di ulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir (Q.S. al-A’raf [7]:175-176)
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui
(Q.S. al-Ankabut [29]:64)
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya, sedang apa yang sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal apakah kamu tidak memahaminya (Q.S. al_qashash [28] : 60)
Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada kesenangan-kesenangan yang diperoleh daripada wanita anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda yang bagus, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah yang merupakan kesenangan keduniaan. Dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik (Q.S. Ali Imran [3]; 14)
Sesungguhanya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal (Q.S. Ghafir39)
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit lalu tumbuhlah dengan seburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami diwaktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamanya) bagaikan tanaman-tanaman uang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)kepada orang-orang yang berpikir. Allah menyeru (manusia ) keDarussalam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendaki –Nya kepada jalan yanglurus (Islam) (Yunus :24-25)
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah bagaikan air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang di terbangkan angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segalan sesuatu. Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan (al-Kahfi 45-46)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yng dingini, yaitu ; wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-Lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah,”Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu? Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir Dan, (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta kerihaan Allah. Dan, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (Ali Imran; 14-15)
….Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan didunia itu (dibanding dengan kehidupan akhirat, hanya kesenangan (yang sedikit)” (ar-Ra’d : 26)
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dengan dan senja hari dengan mengharap keridhaan Keridhoaan-Nya dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hwa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewati batas (Q.S. al_Kahfi [18]: 28))
Terhadap orang yang merasa tenteram dengan kehidupan dunia dan lalai kepada ayat-ayat-Nya serta tidak mengharap perjumpaan dengan-Nya sebagai berikut :
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu tempatnya adalah neraka disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan (Yunus : 7-8)
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila di katakan kepada kamu,”Barangkatlah (untuk berperang) fi sabilillah,’Kami merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup didunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akherat hanya sedikit (at-Taubah:38)
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (at-Takatsur: 1-5)
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah (Fathir: 5)
Sebesar kecintaan hambanya terhadap kehidupan dunia sebesar itulah kadar keberatannya untuk menaati Allah dan mencari kehidupan akherat. Dan sejumlah ayat berikut ini cukuplah untuk menjadikan kita zuhud terhadap dunia
Dan (ingatlah) akan hari yang diwaktu itu Allah mengumpulkan mereka , (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (didunia) hanya sesaat saja di siang hari, diwaktu itu mereka saling berkenalan (Yunus : 45)
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpah orang-orang yang berdosa, “Mereka tidak berdiam (dalam kubur), melainkan saat (saja). Seperti demikianlah mreka selalu di palingkan (dari kebenaran). Dan berkata orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yuang kafir) Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari-hari berbangkit maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak me-yakini(nya) ( AR-Ruum : 55-56)
Pada hari kiamat melihat hari berbangkit itu, mereka seakan-akan tidak tinggal (didunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi (an_Naazi’aat : 46)
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
(Al Ahqaaf (46) )
Allah bertanya, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab, Kami tinggal (dibumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang yang menghitung, Allah berfirman, Kamu tidak tinggal (dibumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengerhui “ (al-Muminun : 112-114)
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kapada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (Didunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (an-Nazi’at : 42-46)
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (at-Takatsur: 1-5)
Dari Anas r.a. pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Akan didatangkanlah orang
yang terenak kehidupannya di dunia dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat nanti, lalu diceburkan dalam neraka sekali ceburan, lalu dikatakan: “Hai anak Adam – yakni manusia, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kebaikan – keenakan sekalipun sedikit? Adakah suatu kenikmatan yang pernah menghampirimu sekalipun sedikit?” Ia berkata: “Tidak.demi Allah, ya Tuhanku”- yakni setelah merasakan pedihnya siksa neraka, maka kenikmatan-kenikmatan dan keenakan-keenakan di dunia itu seolah-olah lenyap sama sekali.
Juga akan didatangkanlah orang yang paling menderita kesengsaraan di dunia dan ia
termasuk ahli syurga, lalu ia dimasukkan sekali masuk dalam syurga, lalu dikatakan padanya: “Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kesengsaraan, sekalipun sedikit? Adakah suatu kesukaran yang pernah menghampirimu sekalipun sedikit?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, tidak pernah ada kesukaranpun yang menghampiri diriku dan tidak pernah saya melihat suatu kesengsaraan pun sama sekali,” – yakni setelah merasakan kenikmatan syurga, maka kesengsaraan dan kesukaran yang pernah diderita di dunia itu seolah-olah lenyap sekaligus. (Riwayat Muslim)
“Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau – yakni menyenangkan sekali – dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai pengganti di bumi itu – untuk mengolah dan
memakmurkan. Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau semua lakukan -untuk dibalas
menurut masing-masing amalannya. Oleh sebab itu, bertaqwalah dalam mengemudikan harta dunia dan bertaqwalah dalam urusan kaum wanita.” (Riwayat Muslim)
Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. duduk di atas mimbar dan kita
duduk di sekitarnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atasmu semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya – yakni bahwa meluapnya kekayaan pada ummat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merusakkan agama jikalau tidak waspada mengendalikannya.” (Muttafaq’alaih)
Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui pasar, sedang orang-orang ada di sebelahnya kiri kanan. Kemudian melalui seekor anak kambing kecil telinganya dan telah mati. Beliau s.a.w. menyentuhnya lalu mengambil telinganya, terus bertanya: “Siapakah di antara engkau semua yang suka membeli ini dengan wang sedirham?” Orang-orang menjawab: “Kita semua tidak suka menukarnya dengan sesuatu apapun dan akan kita gunakan untuk apa itu?” Beliau bertanya lagi: “Sukakah engkau semua kalau ini diberikan saja padamu.” Orang-orang menjawab: “Demi Allah, andaikata kambing itu hidup, tentunya juga cacat karena ia kecil telinganya. Jadi apa harganya lagi setelah kambing itu mati?” Kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Demi Allah, niscayalah dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada kambing ini bagimu semua.” (Riwayat Muslim)
Kanafaihi artinya ada di sebelahnya kanan kiri dan asakku artinya kecil telinganya.
Dari Abu Zar r.a., katanya: “Saya berjalan bersama Nabi s.a.w. di suatu tempat yang berbatu hitam di Madinah, lalu berhadap-hadapanlah gunung Uhud dengan kita, kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Hai Abu Zar.” Saya berkata: “Labbaik, ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Tidak menyenangkan padaku andaikata saya mempunyai emas sebanyak gunung Uhud ini, sampai berlalu tiga hari lamanya, di antaranya ada sedinar saja yang saya simpan untuk memenuhi hutang, kecuali saya akan mengucapkan dengan memberikan harta itu untuk para hamba Allah demikian demikian demikian.” Beliau menunjuk ke sebelah kanan, kiri dan belakangnya – maksudnya bahwa kalau beliau s.a.w. mempunyai harta sebanyak Uhud dan berupa emas, apalagi lainnya, tentu akan disedekahkan kepada hamba-hamba Allah semuanya, kecuali sedinar saja yang akan disimpan jikalau ada hutang yang belum ditunaikannya dan harta sebanyak itu akan dihabiskan membelanjakannya dalam tiga hari saja. Kemudian beliau s.a.w. berjalan, lalu bersabda lagi: “Sesungguhnya orang-orang yang kayaraya dengan harta dunia itulah yang tersedikit pahala akhiratnya pada hari kiamat nanti, melainkan orang yang berkata demikian, demikian dan demikian – yakni membelanjakan hartanya itu untuk kebaikan.” Beliau s.a.w. menunjuk ke kanan, kiri dan belakangnya. Sabdanya lagi: “Tetapi sedikit sekali orang yang suka melakukan demikian tadi.” Seterusnya beliau bersabda padaku: “Tetaplah engkau di tempatmu ini. Jangan berpindah – yakni meninggalkan tempat itu, sampai saya datang padamu nanti.” Beliau s.a.w. berangkat dalam malam yang kelam itu sampai tertutup dari pandangan. Kemudian saya mendengar suara yang keras sekali, lalu saya merasa takut barangkali ada seseorang yang hendak berbuat jahat pada Nabi s.a.w. Saya ingin hendak mendatanginya, tetapi saya ingat akan sabdanya: “Janganlah engkau meninggalkan tempat ini sampai saya datang padamu.” Oleh karena itu saya tidak meninggalkan tempat itu sehingga beliau s.a.w. datang padaku. Kemudian saya berkata: “Saya telah mendengar suatu suara yang saya merasa ketakutan padanya,” lalu saya ingatkan bunyi suara itu pada beliau. Selanjutnya beliau bersabda: “Adakah engkau mendengarnya?” Saya menjawab: “Ya.” Beliau lalu bersabda: “Itu tadi adalah suara Jibril yang datang padaku, lalu ia berkata: “Barangsiapa yang meninggal dunia dari ummatmu, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia akan masuk syurga.” Saya bertanya: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri?” Beliau menjawab: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri.” (Muttafaq ‘alaih) Hadis ini adalah lafaznya Imam Bukhari.
Dari Abu Zar r.a., katanya: “Saya berjalan bersama Nabi s.a.w. di suatu tempat yang berbatu hitam di Madinah, lalu berhadap-hadapanlah gunung Uhud dengan kita, kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Hai Abu Zar.” Saya berkata: “Labbaik, ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Tidak menyenangkan padaku andaikata saya mempunyai emas sebanyak gunung Uhud ini, sampai berlalu tiga hari lamanya, di antaranya ada sedinar saja yang saya simpan untuk memenuhi hutang, kecuali saya akan mengucapkan dengan memberikan harta itu untuk para hamba Allah demikian demikian demikian.” Beliau menunjuk ke sebelah kanan, kiri dan belakangnya – maksudnya bahwa kalau beliau s.a.w. mempunyai harta sebanyak Uhud dan berupa emas, apalagi lainnya, tentu akan disedekahkan kepada hamba-hamba Allah semuanya, kecuali sedinar saja yang akan disimpan jikalau ada hutang yang belum ditunaikannya dan harta sebanyak itu akan dihabiskan membelanjakannya dalam tiga hari saja. Kemudian beliau s.a.w. berjalan, lalu bersabda lagi: “Sesungguhnya orang-orang yang kayaraya dengan harta dunia itulah yang tersedikit pahala akhiratnya pada hari kiamat nanti, melainkan orang yang berkata demikian, demikian dan demikian – yakni membelanjakan hartanya itu untuk kebaikan.” Beliau s.a.w. menunjuk ke kanan, kiri dan belakangnya. Sabdanya lagi: “Tetapi sedikit sekali orang yang suka melakukan demikian tadi.” Seterusnya beliau bersabda padaku: “Tetaplah engkau di tempatmu ini. Jangan berpindah – yakni meninggalkan tempat itu, sampai saya datang padamu nanti.” Beliau s.a.w. berangkat dalam malam yang kelam itu sampai tertutup dari pandangan. Kemudian saya mendengar suara yang keras sekali, lalu saya merasa takut barangkali ada seseorang yang hendak berbuat jahat pada Nabi s.a.w. Saya ingin hendak mendatanginya, tetapi saya ingat akan sabdanya: “Janganlah engkau meninggalkan tempat ini sampai saya datang padamu.” Oleh karena itu saya tidak meninggalkan tempat itu sehingga beliau s.a.w. datang padaku. Kemudian saya berkata: “Saya telah mendengar suatu suara yang saya merasa ketakutan padanya,” lalu saya ingatkan bunyi suara itu pada beliau. Selanjutnya beliau bersabda: “Adakah engkau mendengarnya?” Saya menjawab: “Ya.” Beliau lalu bersabda: “Itu tadi adalah suara Jibril yang datang padaku, lalu ia berkata: “Barangsiapa yang meninggal dunia dari ummatmu, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia akan masuk syurga.” Saya bertanya: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri?” Beliau menjawab: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri.” (Muttafaq ‘alaih)
Hadis ini adalah lafaznya Imam Bukhari.
Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Lihatlah kepada orang yang tarafnya ada di bawahmu semua dan janganlah melihat orang yang tarafnya ada di atasmu semua – dalam hal keduniaan. Sebab yang sedemikian itu lebih nyata bahwa engkau semua tidak akan menghinakan kenikmatan yang dilimpahkan atasmu semua itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Ini adalah lafaznya Imam Muslim.
Adapun dalam riwayat Bukhari ialah: Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Jikalau seseorang dari engkau semua melihat pada orang yang dilebihkan daripada dirinya sendiri – oleh Allah – dalam hal keduniaan dan keindahan rupa, maka hendaklah memperhatikan saja kepada orang yang keadaannya lebih bawah daripadanya.”
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Binasalah – yakni celakalah – orang yang menjadi hambanya dinar – emas – dan dirham – perak, beludru sutera serta pakaian. Jikalau ia diberi itu relalah hatinya dan jikalau tidak diberi, maka tidaklah rela – maksudnya ialah amat sangat tamaknya. (Riwayat Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: “Saya benar-benar telah melihat tujuh puluh orang dari ahlus-shuffah – orang-orang Islam yang fakir-miskin, tidak seorangpun dari mereka yang mengenakan selendang, ada kalanya bersarung dan ada kalanya berbaju. Mereka mengikatkan pada lehernya masing-masing. Di antaranya ada pakaiannya itu hanya sampai pada setengah dari kedua betisnya dan di antaranya ada pula yang sampai di kedua mata kakinya, lalu dikumpulkannyalah dengan tangannya karena tidak suka terlihat auratnya.” (Riwayat Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dunia ini adalah penjara bagi orang mu’min – kalau dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga – dan syurga bagi orang kafir – kalau dibandingkan dengan pedihnya. siksa di neraka.” (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma.katanya: “Rasulullah s.a.w. menepuk kedua belikatku, lalu bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang gharib -yakni orang yang sedang berada di negeri orang dan tentu akan kembali ke negeri asalnya – atau sebagai orang yang menyeberangi jalan – yakni amat sebentar sekali di dunia ini.” Ibnu Umar berkata: “Jikalau engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore – untuk beramal baik itu, ambillah kesempatan sewaktu engkau sihat untuk masa sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk masa matimu.” (Riwayat Bukhari)
Para alim-ulama mengatakan dalam syarahnya Hadis ini: “Arti-nya ialah: Janganlah engkau
terlampau cinta pada dunia, jangan pula dunia itu dianggap sebagai tanahair, juga janganlah engkau mengucapkan dalam hatimu sendiri bahwa engkau akan lama kekalmu di dunia itu. Selain itu janganlah pula amat besar perhatianmu padanya, jangan tergantung padanya, sebagaimana orang yang bukan di negerinya tidak akan menggantungkan diri pada negeri orang yakni yang bukan tanahairnya sendiri. Juga janganlah bekerja di dunia itu, sebagaimana orang yang bukan di negerinya tidak akan berbuat sesuatu di negeri orang tadi – yakni yang diperbuat hendaklah yang baik-baik saja supaya meninggalkan nama harum di negeri orang, karena pasti ingin kembali ke tempat keluarganya semula. Wa billahit taufiq.
Keterangan:
Seorang asing atau seorang perantau itu, sekalipun berapa saja lamanya di negeri orang, ia tetap tidak bertanahair di tempat yang didiami itu. Kalau orang itu bijaksana, tentu kegiatan bekerjanya ditujukan untuk mencari bekal yang akan dibawa ke tanahairnya kembali, sehingga hidupnya di negeri asalnya itu tidak mengalami kekecewaan dan tidak mengalami kekurangan sesuatu apapun, sebab telah dipersiapkan seluruhnya. Nabi Muhammad s.a.w. menasihati kita manusia yang masih hidup di dunia sekarang ini, hendaknya beranggapan sebagai orang asing atau perantau yang bijaksana tadi. Dengan demikian tidak hanya sekadar untuk makan minum saja yang giat kita usahakan, tetapi bekal untuk kembali ke kampung akhirat itulah yang wajib lebih diutamakan. Bekal untuk bepergian yang jauh ke tanahair akhirat itu tidak ada lain kecuali memperbanyak amalan yang shalih, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya. Adapun maksud ucapan Ibnu Umar anhuma itu ialah supaya segera-segeralah kita
melakukan amal-amal yang baik, jangan ditunda-tunda waktunya. Kalau waktu pagi, jangan
menunggu sampai sore hari dan kalau waktu sore jangan menunggu sampai pagi hari, sebab
kematian itu datangnya dapat sekonyong-konyong. Demikian pula di saat badan sihat, jangan memperlambat-lambatkan untuk beramal shalih, sebab sakit itu dapat mendatangi,kita sewaktu-waktu. Juga selagi masih hidup ini segeralah giat-giat berbuat kebajikan, sebab mati itupun dapat juga mendadak, tanpa memberikan tanda-tanda apapun.
Kini yang perlu kita perhatikan ialah:
(a) Dunia fana ini jangan sampai dianggap sebagai tempat kediaman yang abadi, agar kita tidak lengah untuk mencari bekal guna kebahagiaan kita di akhirat.
(b) Ini tidak berarti bahwa untuk kebahagiaan kita di dunia harus diabaikan, tetapi antara dua kepentingan itu wajib kita laksanakan bersamaan. Masing-masing sama dikejar menurut waktunya sendiri-sendiri. Jadi di waktu datang kewajiban ibadat jangan sekali-kali digunakan mengejar duit atau sebaliknya.
(c) Mencintai hartabenda duniawiyah jangan melampaui batas, hingga menjadi kikir untuk
melakukan kesosialan. Ingatlah bahwa semua yang kita cintai itu pada suatu ketika pasti akan kita tinggalkan, sedangkan hartabenda itu nantinya menjadi milik orang lain dan tidak mustahil akan,dibuat bentrokan di kalangan anak dan cucu. Perbanyaklah amal shalih sedapat mungkin dengan harta yang kita miliki itu.
Dari Abu Abbas, yaitu Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi r.a., katanya: “Ada seorang lelaki datang
kepada Nabi s.a.w., lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau s.a.w. bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para manusia.” Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lainnya dengan isnad-isnad yang baik.
Dari an-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Umar bin Alkhaththab r.a.
menyebut-nyebutkan apa yang telah didapatkan oleh orang banyak dari hal dunia, lalu katanya:
“Sungguh saya melihat Rasulullah s.a.w. mengkerut pada hari ini, beliau tidak mendapatkan kurma yang bermutu rendahpun untuk mengisi perutnya.” (Riwayat Muslim)
Addaqal dengan fathahnya dal muhmalah dan qaf, artinya ialah kurma yang bermutu rendah.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. wafat, sedang di rumahku tidak ada sesuatu apapun yang dapat dimakan oleh seseorang yang berhati – maksudnya oleh manusia yang hidup, melainkan sedikit gandum yang ada di rakku. Kemudian saya makan daripadanya sampai lama halku sedemikian itu, kemudian saya takarlah itu lalu habislah.” (Muttafaq
‘alaih)
Dari ‘Amr bin al-Harits, yaitu saudaranya Juwairiyah binti al-Harits Ummul mu’minin radhiallahu’anhuma-jadi isterinya Nabi s.a.w., katanya: “Rasulullah s.a.w. tidak meninggalkan dirham, tidak pula dinar, hambasahaya lelaki ataupun perempuan, atau apapun juga ketika wafatnya, melainkan hanyalah keledai putihnya yang dahulu dinaikinya, juga senjatanya, serta sebidang tanah yang dijadikan sebagai sedekah kepada ibnussabil – orang yang dalam perjalanan.” (Riwayat Bukhari)
Dari Khabab bin al-Aratti r.a., katanya: “Kita semua berhijrah bersama Rasulullah s.a.w. untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka jatuhlah pahala kita itu atas Allah Ta’ala. Lalu di antara kita ada yang mati dan tidak pernah memperoleh sesuatupun dari pahalanya itu – tetaptah – yakni tidak pernah sampai memperoleh harta rampasan. Di antara mereka itu ialah Mus’ab bin Umair r.a. yang dibunuh pada hari perang Uhud dan meninggalkan selembar baju lurik – seperti singa. Apabila bajunya itu kita tutupkan pada kepalanya, maka tampaklah kedua kakinya, dan apabila kita tutupkan pada kedua kakinya, maka tampak kepalanya. Kemudian Rasulullah s.a.w. menyuruh kita, supaya kita tutupkan saja pada kepalanya, sedang di kedua kakinya kita letakkan saja sedikit tumbuhtumbuhan idzkhir – semacam tumbuh-tumbuhan harum baunya. Di antara kita lagi ada yang sudah masak buahnya, maka dapatlah ia memetik hasilnya itu – maksudnya dapat menjadi baik nasibnya karena kaum Muslimin mendapatkan kejayaan di mana-mana (Muttafaq ‘alaih)
Annamirah ialah pakaian yang berwarna, terbuat dari bulu, Aina’at artinya sudah matang dan masak. Yahdibuha dengan fathahnya ya’ dan dhammahnya dal atau boleh juga dal itu dikasrahkan -jadi ada dua lughat untuk ini, artinya memetik dan menuainya. Ini adalah kata pinjaman bahwa Allah mengaruniakan kaum Muslimin itu dapat memperoleh kelapangan dari hal keduniaan dan menetaplah kenikmatan mereka itu di dunia.
Dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Andaikata dunia ini di sisi Allah dianggap menyamai – nilainya – dengan selembar sayap nyamuk, niscayalah Allah tidak akan memberi minum seteguk airpun kepada orang kafir daripadanya.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.
Maksudnya: Andaikata dunia ini bagi Allah dianggap masih ada nilainya sekalipun amat rendah, tentu orang kafir tidak akan diberi kenikmatan yang sekecil-kecilnya pun di dunia ini. Tetapi oleh sebab dianggap oleh Allah tidak berharga sama sekali, maka banyak saja orang kafir yang berlebih-lebihan rezekinya.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ingatlah, sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Keterangan:
Mal-’uunah, artinya dilaknati, yakni dibenci dan rendah nilainya di sisi Allah. Jadi seluruh
dunia dan seisinya ini menurut Hadis di atas adalah terlaknat, selain berzikir dan yang menjurus kearah mengingat kepada Allah, misalnya ketaatan yang dapat menyampaikan diri kepada
keridhaanNya. Tetapi kita jangan sekali-kali salah faham, yaitu dengan adanya keterangan dilaknat itu lalu kita mencaci-maki hal-hal keduniawiyahan dan membencinya secara mutlak. Tetapi hendaknya kita ingat pula bahwa yang dimaksudkan itu adalah yang menyebabkan menjauhkan diri dari ketaatan kepada Allah Ta’ala ataupun yang melalaikan kita, sehingga lupa kepada hal-hal keakhiratan. Ayat-ayat dan Hadis-hadis yang menjelaskan persoalan untuk giat mencari kebahagiaan di dunia itu banyak sekali. Demikian pula Hadis yang di bawahnya, agar kita jangan terpengaruh dengan banyaknya tanah yang kita miliki. Inipun sejiwa dengan yang di atas, yakni memiliki banyak boleh saja, asalkan jangan sampai mencintainya melebihi dari soal-soal keakhiratan, sampai-sampai lupa kepada ajaran agama karena terpesona dengan banyaknya hartabenda.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Janganlah engkau semua terlampau cinta dalam mencari sesuatu untuk kehidupan, sebab
dengan terlampau mencintainya itu, maka engkau semua akan mencintai pula keduniaan.”
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kita dan kita saat itu sedang mengerjakan perbaikan rumah, lalu beliau s.a.w. bersabda: “Apa ini?” Kita menjawab: “Rumah ini telah lemah – rusak, maka itu kita memperbaikinya.” Beliau s.a.w. bersabda: “Saya tidak mengerti akan perkara ajal, melainkan akan lebih cepat datangnya dari selesainya perbaikan ini.” Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnadnya Imam-imam Bukhari dan Muslim dan Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Ka’ab bin ‘lyadh r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya setiap ummat itu ada fitnahnya dan fitnah ummatku ialah harta.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Abdullah bin as-Sikhkhir – dengan kasrahnya sin dan kha’ yang disyaddahkan serta mu’jamah keduanya r.a., bahwasanya ia berkata: “Saya datang kepada Nabi s.a.w. dan beliau sedang membaca ayat – yang artinya: “Engkau semua dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak kekayaan.” Lalu beliau bersabda: “Anak Adam itu berkata: “Hartaku, hartaku! Padahal harta yang benar-benar menjadi milikmu itu, hai anak Adam, ialah apa-apa yang engkau makan lalu engkau habiskan, apaapa yang engkau pakai, lalu engkau rusakkan atau apa-apa yang engkau sedekahkan lalu engkau lampaukan – dengan tetap adanya pahala.” (Riwayat Muslim)
Dari Abdullah bin Mughaffal r.a., katanya: “Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.:
“Ya Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya saya ini niscaya cinta kepada Tuan.” Beliau lalu bersabda: “Lihatlah baik-baik apa yang engkau ucapkan itu.”Orang itu berkata lagi: “Demi Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah cinta kepada Tuan.” Dia berkata demikian sampai tiga kali. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Jikalau engkau mencintai saya, maka sediakanlah sebuah baju tijfaf untuk menempuh kefakiran, sebab sesungguhnya kefakiran itu lebih cepat mengenai orang yang mencintai saya daripada cepatnya air banjir sampai di tempat penghabisannya.”
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Attijfaf dengan kasrahnya ta’ mutsannat dan sukunnya jim dan dengan fa’ yang dirangkapkan yaitu sesuatu yang dikenakan pada kuda untuk menjaga dirinya dari bahaya – senjata dan lain-lain, dan kadang-kadang pakaian sedemikian itu juga dikenakan oleh manusia.
Keterangan:
Mungkin kita akan merasakan suatu keanehan pada sabda Rasulullah s.a.w. kepada orang
yang menyatakan cintanya kepada beliau, lalu beliau bersabda supaya orang itu bersiap-siap
mengenakan baju kefakiran. Mengapa demikian dan apakah ada di balik sabda beliau itu yang
sebenarnya?
Kita wajib ingat bahwa orang yang menyatakan dirinya kepada Nabi s.a.w., baik orang di zaman sahabat dahulu ataupun di zaman kita ini, berarti ia merasa ikut bertanggungjawab
menyebarluaskan agama yang benar yakni Islam yang dibawa olehnya, bersedia berkorban, sanggup menderita dalam menghadapi siapapun yang hendak menghalang-halangi perkembangan agama itu. Untuk berkorban itu, bukan hanya berupa omongan yang keluar dari bibir yang tak bertulang, tetapi wajib disertai dengan perbuatan, dengan menginfakkan dan membelanjakan harta, menyumbangkan tenaga dan fikiran dan bilamana diperlukan berjihadpun suka mengikutinya. Jadi bukan sebaliknya, misalnya mengakukan dirinya mencintai Nabi s.a.w., namun perbuatannya jauh bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh Islam.
Karena itu, jikalau benar-benar mencintai Nabi, pengabdian dan pengorbanan wajib ada.
Orang yang bersikap demikian itulah yang dimaksudkan oleh beliau s.a.w. supaya menyiapkan diri untuk mengenakan baju tijfaf liifaqri sebagaimana yang tercantum dalam Hadis di atas. Wallahu a’lam.
Dari Ka’ab bin Malik r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar yang dikirimkan ke tempat kambing itu lebih berbahaya padanya daripada tamaknya seseorang itu pada harta dan kemegahan dalam membahayakan agamanya,” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. tidur di atas selembar tikar, lalu bangun sedang di lambungnya tampak bekas tikar itu. Kami berkata: “Ya Rasulullah, alangkah
baiknya kalau kita ambilkan saja sebuah kasur untuk Tuan.” Beliau bersabda: “Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia -maksudnya: bagaimana saya akan senang pada dunia ini. Saya di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kenderaan yang bernaung di bawah pohon,kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orang-orang fakir itu akan masuk syurga sebelum orang-orang kaya dengan selisih waktu lima ratus tahun.”
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Ibnu Abbas dan Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhum dari Nabi s.a.w., sabdanya:
“Saya telah menjenguk dalam syurga, maka saya melihat bahwa sebagian banyak penghuninya adatah kaum fakir dan saya juga telah menjenguk dalam neraka, maka saya melihat bahwa sebagian banyak penghuninya adalah para wanita.” Muttafaq ‘alaih dari riwayat Ibnu Abbas. Imam Bukhari meriwayatkan pula dari riwayatnya Imran bin Hushain.
Dari Usamah bin Zaid, radhiallahu ‘anhuma dari Nabi s.a.w. sabdanya: “Saya berdiri di pintu syurga, maka sebagian besar orang yang memasukinya itu ialah orangorang miskin, sedang orang-orang yang kaya – berharta – semua ditahan dulu, hanya saja orang-orang yang menjadi ahli neraka telah diperintah untuk dimasukkan dalam neraka seluruhnya.” (Muttafaq
‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Setepat-tepatnya kalimat yang diucapkan oleh seseorang syair ialah ucapan Labid – yang artinya: “Ingatlah, semua benda yang selain Allah adalah batil – atau rusak dan tidak kekal.” (Muttafaq ‘alaih)
Lanjutan dari sya’ir di atas ialah: “Dan setiap kenikmatan itu pasti akan hilang yakni tidak kekal.”
Jadi yang disabdakan oleh Nabi s.a.w. hanyalah separuh bait yang pertama, sedang yang lanjutannya tidak. Sebabnya ialah karena ada sesuatu kenikmatan yang tetap kekal, yaitu kenikmatan yang akan diperoleh ahli syurga, apabila mereka telah berada di dalamnya. Kenikmatan di situ kekal abadi dan tidak akan lenyap sampai kapanpun juga.
Jual duniamu untuk dunia esok (alam akherat) dan kau akan dapatkan keduannya dalam keutuhan, tetapi jangan kau jual dunia esokmu untuk dunia sekarang ini, karena kau akan kehilangan kedua-duannya demikian Hasan al-Basri mengingatkan
Berhati-hatilah terhadap dunia karena demi uang menguasai diriku sesungguhnya ia lebih menyihir daripada harut dan marut (HR Hakim)
Perumpamaan dunia dalam kehidupan akhirat adaalah bagaikan air yang menempel pada jari kalian yang kalian celupkan ke airu laaut, perhatikanlah berpakah air yang menetes kembali ke laut (HR. Muslim, Tirmiszi, ibnu majah dan ahmad)
Nabi Muhammad saw berwasiat kepada Ibnu Umat Ra,”Jadilah kamu di dunia, seakan-akan orang asing yang bepergian satu orang yang hendak menyeberang jalan
Imam Ahmad menceritakan dari Sufyan al-Tsauri yang mengatkan bahwa Isa bin Maryam pernah berkata bahwa gandrung kendaan (materi) adalah pangkal dari setiap kesalahan sedangkan harta kekayaan merupakan pembawa penyakit (sosial) yang diderita manusia. Kemudian mereka bertanya,”Apakah penyakitnya? Beliau menjawab,”Tidak dapat selamat dari sombong dan riya.” Mereka bertanya lagi,”Bagaimana cara agar selanmat darinya” Nabi Isa As menjawab,”dia akan disibukkan untuk mengurus dan mengembangkannya dari mengingat Allah.”
Sesungguhnya di antara hal yang akau takutkan dari kalian sepeninggalku ialah gemerlap dan perhiasan dunia yang dibukakan untuk kelalain (HR. Bukhari)
“Andaikata dunia ini di sisi Allah dianggap menyamai – nilainya – dengan selembar sayap nyamuk, niscayalah Allah tidak akan memberi minum seteguk airpun kepada orang kafir daripadanya.” (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.)
Maksudnya: Andaikata dunia ini bagi Allah dianggap masih ada nilainya sekalipun amat rendah, tentu orang kafir tidak akan diberi kenikmatan yang sekecil-kecilnya pun di dunia ini. Tetapi oleh sebab dianggap oleh Allah tidak berharga sama sekali, maka banyak saja orang kafir yang berlebih-lebihan rezekinya.
Dari ‘Amr bin al-Harits, yaitu saudaranya Juwairiyah binti al-Harits Ummul mu’minin radhiallahu’anhuma-jadi isterinya Nabi s.a.w., katanya: “Rasulullah s.a.w. tidak meninggalkan dirham, tidak pula dinar, hambasahaya lelaki ataupun perempuan, atau apapun juga ketika wafatnya, melainkan hanyalah keledai putihnya yang dahulu dinaikinya, juga senjatanya, serta sebidang tanah yang dijadikan sebagai sedekah kepada ibnussabil – orang yang dalam perjalanan.” (Riwayat Bukhari)
Tiga golongan orang-orang yang pertama kali akan dijadikan bahan api neraka, yaitu orang yang berjihad, suka bersedekah dan suka membaca Al-Qur’an dimana tujuan akhirnya mencari kebahagiaan dunia dan mendapatkan kekayaan (HR. Muslim)
Ibnu Qayyim al_Jauziyah,”Ingat, memburu harta itu bagaikan berburu binatang di hutan rimba yang penuh atau berenang di lautan yang penuh pemangsa
Usaman bin Affan berkata : Orang yang meninggalkan perhiasan dunia akan di cintai Allah swt, orang yang meniggalkan dosa akan di cintai malaikat dan orang yang tidak tamak terhadap kaum muslimin akan dicintai sesama kaum muslimin
Al-Fudhail berkata,”Seadainya dunia dari emas yang sirna dan akhirat itu dari tembikar yang kekal niscaya kita harus memilih tembikar yang kekal daripara emas yang sirna. Apa jadinya jika kita memilih tembikar yang sirna daripada emas yang kekal?
Imam Syafii mengingatkan agar kita tidak terbius oleh pesonanya yang menipu,”Barangsiapa sedang mencicipi kelezatan dunia yang sesaat, ketahuilah justru di situlah aku pernah merasakan pahit getirnya kehidupan. Bagiku pesona dunia adalah tipu daya yang penuh dengan kedustaan, bagaikan fatamorgana ditengah pada sahara
Ibnu Qayyim menjelaskan,”Orang yang mencintai akhirat akan menjadikan kenikmatan dunianya sebagai sarana mencapai kenikmatan akhiratnya. Ia akan mengisi hatinya hanya dengan ibadah kepada Allah dan siap meninggalkan sebagai kenikmatan dunia untuk memperolah kenikmatan akhirat.
Jika Allah menghendaki seseorang itu baik, Allah akan memberikan tiga hal, yaitu meluaskan pemahamannya dalam agama, menzuhudkan dalam urusan dunia dan memberikan kemampuan untuk mengamati cacat (kelemahan) dirinya (HR. Tirmidzi dari ibnu Abbas)
Aun bin Abdullah berkata,”Kedudukan dunia dan akhirat di dalam hati seperti dua papan timbangan, bila salah satu memberat maka papan yang lain akan menjadi ringan.
Abudullah bin umat mengatakan,”Dunia sebenarnya surga orang kafir dan penjara orang mukmin. Dan sesungguhnya gambaran orang mukmin ketika dirinya di keluarkan dari penjara seperti orang yang dulunya mendekam di panjara lalu dibebaskan meloncat-loncat kegirangan dan bersenang-senang di alam bebas.
Dalam khutbahnya umar bin abdul aziz mengatakan,”Dunia itu sesungguhnya bukan tempat yang kekal untuk kita. Allah sendiri telah menakdirkannya fana dan kepada para penghuninya telah digariskan hanya melewati saja. Berapa banyak orang yang membangun dengan kokoh setelah beberapa waktu akhirnya roboh dan berapa banyak orang yang hatinya telah tercuri, ingin hidup menetap akhirnya harus meninggalkannya. Maka usahakanlah perjalanan dari dunia itu dengan sebaik-baiknya dengan bekal terbaik yang anda miliki. Berbekalah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bila dunia memang bukan tempat untuk menetap bagi orang mukmin, maka dia harus menempatkan dirinya pada salah satu dari sikap-sikap berikut. Harus bersikap seakan-akan orang asing yang menetap disebuah negeri asing yang tujuannya semata-mata mengumpulkan bekal untuk pulang ketanah airnya atau bersikap seakan-akan seorang pengembara yang sama sekali tidak menetap sepanjang hari dia harus berjalan menuju sebuah negara tempatnya menetap kelak.
Ibnu ‘Ahaillah dalam Al-Hikam mengatakan,”Bahwa Allah swt menjadikan akhirat sebagai tempat untuk membalas para hamba-Nya yang beriman, karena dunia yang fana ini tidak dapat memuat apa yang kepada mereka hendak Dia berikan, dan karena kebaikan mereka terlalu tinggi bila harus di balas di dunia yang tidak berkekalan (tidak abadi)
Yahya bin Mu’adz al-Razi melukiskan orang yang melakukan persiapan sebelum memasuki persinggahan pertamanya sabagai manusia yang berbahagia,”Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya; berbahagialah orang yang membangun kuburan sebelum ia di masukan ke liang kubur dan berbahagialah orang yang ridha bertemu Rabbnya sebelum di panggil menemuiNya
Utsaman bin Affan berkata,”Ambisi dunia adalah kegelapan dalam hati dan ambisi akhirat adalah cahaya dalam hati
Hasan al_Bashri berkata jika dunia menjadi pusat kehendak pilihan dan tujuan maka dapat mengakibatkan enam sangsi, tiga didunia dan tiga lagi diakherat tiga didunia yaitu : angan-angan yang tidak ada habisanya, ketamakan yang leibat bisa berkobar-kobat sehingga tidak ada qanaah sedikit pun, dicabut kelezatan ibadah darinya
adapun tiga di akherat ialah : kegonjangan pada hari kiiamat, kekerasan dalam hisab dan kerugian yang berkepanjangan
Imam Ghazali mengemukakan sebauh perumpamaan tentang kaum spirtualis yang telah bertekad meninggalkan dunia untuk kepentingan akhirat seperti antara sepotong roti dan keduduakan yang tinggi di sebuah kerajaan, “Tidak ubahnya seperti orang yang dihalangi anjing di sebuah pintu istana raja ketika ia hendak memasuki nya untuk memangku jabatannya yang tinggi. Kemudian dengan cerdik orang tersebut melempar sepotong roti ke arah anjng tersebut hiangga ia asyik dengan sepotong rpti itu. Dalam situasi itu ia lantas masuk ke istana raja dan memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi raja
Ibnu qayyim dalam al-Fawa’id menyatakan bahwa pintu taufik tertutup bagi manusia oleh enam hal yaitu tidak mensyukuri nikmat, mencintai ilmu tanpa mengamalkannya, berbuat dosa dan mengakhirkan taubat, bersahabat dengan orang shaleh tetapi tidak meneladani perbuatan mereka, mengakui rendahnya dunia tetapi memburunya dan mempercai akhirat tetapi meremehkannya
Hasan al Banna mengatakan,”Sesungguhnya suatu bangsa jika hidupnya tenggelam dalam kenikmatan duniawi, terbiasa berhuru-hara dalam kegemerlapan, tenggelam dalam pengagungan materi, terfitnah oleh gemerlap kehidupan dunia, melalaikan keharusan untuk menghadapi berbagai kesulitan, mengananggulangi berbagai bahaya dan berjuang dalam kebenaran, maka katanakanlah selamat jalan kepada kemulian dan harapan-harapannya
Duad Ath-Tha’iy berkata,” Jadikanlah dunia seperti hari di mana anda melakukan puasa kemudian berbuka pada saat mati”
Siapa ahli fikih itu, Al Hasan menjawab,”Orang yang zuhud di dunia yang cinta terhadap akhirat, mengetahui persis agamanya dan giat dalam beribadah, inilah ahli fikih itu
Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang pada pagi harinya menjadikan dunia ini kepentingannya yang utama, maka Allah akan melazimkan dalam hatinya tiga macam: (1) kerisauan yang tak putus-putusnya untuk selamanya, (2) kesibukan yang tak ada istirahatnya untuk selamanya, dan (3) rasa kefakiran yang tak ada ujungnya untuk selamanya.”(HR, Abu Laits).
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, seperti diungkap kembali dalam kitab Mawa’izh al-Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jailani, “Minuman dan biusan dunia telah memabukkan dan memotong tangan dan kaki orang yang menggandrunginya. Ketika biusnya hilang, barulah ia sadar dan dapat melihat apa yang telah dilakukannya kepada dirinya.”
Dalam sebuah riwayat disebutkan munajat Nabi Musa As yang menyebut firman Allah yang berbunyi, ”Sesungguhnya Aku melindungi wali-wali-Ku dari kenikmatan dunia dan kesenangannya, sebagaimana penggembala yang menyayangi dan melindungi untanya dari tempat gembalaan yang membahayakannya. Sesungguhnya Aku akan menjauhkan mereka dari kesenangan dunia dan kegemerlapannya, sebagaimana juga penggembala yang menyayangi untanya dan menjauhkan dari tempat gembalaan yang membuatnya lalai. Dan tidaklah hal itu karena kelalaian mereka terhadap-Ku melainkan supaya mereka menyempurnakan bagian mereka dari kemuliaan-Ku dengan sempurna, sehingga dunia tidak melalaikan mereka dan hawa nafsu tidak memadamkan semangat ibadah mereka.” (HR, Ahmad).
Ibnu Mas’ud Ra melihat Rasulullah Saw tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata, ”Wahai Rasulullah Saw, bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur?” Rasulullah Saw menjawab, ”Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengembara yang mampir sejenak di bawah sebatang pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR, al-Tirmidzi)
Rasulullah Saw bersabda, “Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu dan
hudlah terhadap sesuatu yang dimiliki orang lain, maka setiap orang akan mencintaimu.” (HR, Ibnu Majah).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah melindungi hamba-Nya yang beriman dari dunia, sebagaimana sakit yang menimpa salah seseorang dari kalian telah mencegahnya dari makan dan minum.” (HR, Ahmad dan Hakim
Abu darda berkata, “Sesungguhnnya orang-orang sebelum kalian telah mengumpulkan harta yang melimpah, membangun bangunanan yang kokoh, berangan-angan yang begitu jauh. Namun akhirnya apa yang mereka kumpulkan menjadi kehancuran, bangunan mereka menjadi kubur dan angan-angan mereka menjadi tipu daya angan kosong tanpa kenyataan”
Al-Hasan AL-Bashry berkata, Demi yang jiwaku yang ada di tangannya, aku mengetahui beberapa kaum yang menurut mereka kehidupan dunia terasa lebih ringan dari debu yang mereka jalan selama perjalanan.
Yahya bin Mu’adz berkata,”Wahai anak Adam, anda meminta kehidupan dunia seperti orang yang dituntut harus mendapatkanya, sedangkan usaha anda untuk kehidupan akhirat seperti orang yang tidak membutuhkannya. Padahal kehidupan dunia sudah cukup anda dapatkan meski bukan yang utama, sedangkan akhirat baru anda dapatkan dengan usaha, maka pikirkanlah
Yunus alai telah menjelaskan sifat-sifat dunia ,”kehiduapan dunia hanya bisa disamakan dengan orang yang tidur dalam mimpinya melihat hal-hal yang ia senangi sekaligus di benci, tapi ketika sedang menikmatinya tiba-tiba terjaga
Al hasan berkata, “Orang mukmin di dunia bagai tawanan yang berusaha melepaskan diri dari jeratannya, yang tidak akan pernah merasa tenang sampai bertemu dengan Allah
Ibnu Mas’ud mengatakan, di dunia orang itu tak lebih dari seorang tamu, yang barangya didapat dari pinjaman, Disaat sang tamu mohon pamit tentu uangnya harus dikembalikan
Umar bin Khatab berkata, “Celaka orang yang keinginannya adalah dunia, besar perutnya sedikit kecerdasannya. Tahu perkara dunia tapi buta perkara akhirat. Umar pernah menulis surat kepada Abu Musa, “Sesungguhnya anda tidak akan mendapatkan amalan akhirat dengan sesuatupun yang lebih mulia dari zuhud di dunia”
Abu Hazim beliau mengatakan : Seandainya kahidupan dunia hanya dapat dimasuki sesorang yang meninggalkan semua kesenangan dunia niscaya akan sangat mudah menjauhinya. Tapi bagaiamana, terkadang bisa masuk surga dengan meninggalkan sebagian dari seribu kesenangan dan terkadang bisa selamat dari api neraka hanya dengan mempertahankan satu bagian dari seribu yang sangat dibenci.
Al-Hasan mengatakan, “Sesungguhnya orang yang paling gampang hisabnya kelak pada hari kiamat adalah orang-orang yang selalu menghitung-hitung diri mereka sendiri semasa di dunia karena Allah, sehingga mereka hanya berpikir tentang kehendak dan amalnya. Bila yang mereka kehendaki karena Allah semata, dikerjakan. Tapi bila berdasarkan dunia mereka menahan diri, Sedangkan hisab yang berat adalah atas orang-orang yang mengerjakan amalan-amalan dunia dengan serampangan, dikerjakan begitu saja tanpa dihitung-tiung kembali. Tapi ternyata Allah telah menghitung timbangan biji-biji dzarr kemudian membacakan, “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula ) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis) Dan Rabbmu tidak menganiaya seorangpun (Al-Kahfi : 49)
Ikatlah jiwa kalian dengan tali kekang, halualah dosa-dosa dari hati kalian dan bacalah lembaran-lembaran ibrah dengan lisan pemahaman. Wahai orang yang ajalnya selalu mengikuti dan yang harapannya telah dari hadapan, berhati-hatilah! Wahai orang yang gemar tidur, berapa tahun telah kalian habiskan? Dunia seluruhnya adalah mimpi belaka. Yang termanis dari dunia adalah rangkain mimpi (Ibnu Qoyim)
Ibnu qoyim berkata : Ketika orang-orang yang sadar tahu nilai kehidupan dunia dan kedudukanya yang rendah, mereka mematikan hawa nafsu untuk mencari kehidupan yang abadi. Takala bangun tidur mereka langsung bersemangat (untuk beribadah) seperti menghadapi musuh di zaman perang, ketika jalan yang mereka tempuh sudah jauh, tampaklah apa yang mereka tuju, sehingga jarak yang tadinya jauh menjadi dekat. Setiap kali mereka mearasakan pahitnya kehidupan, mereka menghibur diri dengan firman Allah, “Mereka tiadak dususahkan oleh kedashatan yang besar (pada hari kiamat) dan mereka disambut oleh para melaikat. (malaikat berkata), Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu
Saudaraku, tahukah anda bahwa dunia sementara, kenikmatannya akan berubah menjadi kepanasan dan gemerlapan adalah kerugian. Agama akan berkurang setiap kali istana bertambah. Jangan kalian terperdaya karena sudah banyak orang yang tertipu oleh mewahnya kendaraan. Putuskan cinta anda terhadap dunia dan katakan bahwa aku telah membunuhnya (Ibu Jauzi)
Ibnu Qoyim berjata,”Siapa yang tidak menangisi dunia yang ada padanya, maka akhirat tidak akan tertawa kepdanya
Ibrahim At-Taimi berkata,”Betapa jauh perbedaan antara kalian dan para salaf? Keduniawian mendatangi mereka lalu mereka lalai, sementara kalian ditinggalkan dunia, tetapi malah mengikutinya
Anak paman Muhanmad bin wai’ berkata, Empat tanda kesenggaraan : hati yang keras, mata yang jumud, panjang angan dan tamak dunia
Hasan Basri berkata,”Demi Allah, aku telah mengetahui suatu kaum (yaitu ara sahabat dan tabiin) dan aku berteman dengan sebagian dari mreka bahwa mereka sama sekali tidak bergembira bila mendapatkan dunia dan tidak besedih sama sekali manakalah kehilangan. Dunia bagi mereka lebih hina daripada tanah ini. Diantara mereka ada yang hidup selama 50 tahun tetapi pakaiannya belum pernah di rapikan sama sekali dan tidak mempermasalahkannya. Jika datang waktu malam, mereka bangun di pojok-pojok rumah mreka menjadikan wajah mereka sebagai kasur, air mata mereka mengalir di atas pipi, bermunjata kepada Tuhan mereka, Jika mereka berbuat baik, mereka bersyukur dan meminta kepada Allah agar menerima amalnya dan jika berbuat jelek mereka bersedih dan meminta kepada Allah agar menerima amalannya dan jika mereka beruat dosa mereka bersedih dan meminta kepada Allah agar diampuni. Mereka selalu berbuat seperti itu. Adapun kalian berada pada sisi sebaliknya. Amal kelain tetap terjaga, kematian telah dekat dan api nerka berada di hadapan kalain, maka bersimpulah di hadapan Allah di setiap malam”
Kata orang shaleh,”Tinggalkan dunia untuk penggemarnya sebagaimana mereka membiarkan akhirat untuk penggermanya. Jadilah kamu didunia seperti lebah jika makan dia memakan makanan yang baik dan jika jatuh diatas sesuatu dia tidak merusak dan tidak menghancurkan
Abu Abdullah al_Tirmidzi dalam AL-Amtsal min Al-Kitab wa al snnah mengutip perumpamaan dari kelangan selafussalih tentang keterpedayaan seseorang terhadap pesona dunia,”Perumpamaan dunia dan tertipunya orang-orang bodoh olehnya adalah layaknya bayi dalam ayunan yang disusui ibunya yang ditutupi selimut sambil didendangkan senandung yang membobokannya hingga dia tertidur lelap. Begitulah dunia yang kenikmatan dan kelezatannya akan menyusui orang yang mengejarnya, hawa nafsnuya akan menutupinya, membuainya dengan harapan-harapan, menina bobokannya lalu ia tertidur dan lalai dari urusan akhirat. Bila angan-anganya semakin panjang, tidurnya semakin nyenyak pula. Dalam tidurnya itu, dia akan disiram racun yang ganas, yaitu cinta keapda dunia sehiangga dia akan mabuk kepayang dengan kelezatannya. Pada saat yang bersamaan kerakusannya bergolak sehingga merusak agamnya, sebagaimana seorang ibu memberi anaknya dengan khamar sehingga tidurnya semakin nyenyak dan menjadi seperti orang yang sedang mabuk. Jika dia tidak diobati maka anak itu akan mati
Dunia adalah fatamorgana yang tak berujung dan malam yang pekat. Orang yang mencari kehidupan dunia seperti orang yang minum air laut, setiap kali bertambah air yang direguk setiap itu pula bertambah haus
Dunia tidak memiliki batas maupun penghabisan kecuali dengan kepuasan diri, zuhud dan menerima apa yang telah di berikan Allah. Dan, menggunakan sebaik mungkin perjalanan siang maupun malam untuk mematuhi Allah
Malik bin Dina berkata,”Penghuni dunia keluar meninggalkkanya dan belum pernah merasakan yang paling baik yang pernah ada di dunia Apa itu? Tanya salah seorang. Malik menjawab, Mengetahui Allah Ta’ala
Abu darda mengatakan,”Aku memang suka kefakiran karena rasa rendah diri kepada Rabbku, aku juga suka kematian karena rasa rinduku kepada Rabbku, sedang aku suka sakit karena itu mengampuni kesalahan-keslahanku
Wuhaib al ward berkata, “Zuhud di dunia adalah anda tidak menampakkan perasaan sedih kepada orang lain karena keduniaan yang meninggalkan anda dan tidak merasa senang dengan keduniaan yang datang menghampiri anda
Diambil dari beberapa sumber buku
Dashatnya Shalat Jama’ah Subuh Berjamaah
Demi subuh dan malam yang sepuluh (QS. Al-Fajr : 1-2)
Imam AL-Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasullah bersabda Sekiranya orang-orang tahu keutamaan menyambut seruan adzan dan berada di shaf pertama kemudian hal tersebut hanya dapat di raih dengan mengundi niscaya mereka akan mengundi demi mendapatkannya. Sekiranya mereka tahu keutamaan at-tahjiir (mengerjakanshalat di awal waktu) niscaya mereka berlomba mengerjakannya. Sekiranya mereka tahu keutamaan shalat atamah (Isya) dan Shubuh niscaya mereka akan mengatanginya meski harus merangkak
Berita gembira pertama : Shalat subuh adalah shalat yang paling afdol
AL-baihaqi telah meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa Nabi saw bersabda :
Shalat yang paling afdol di sisi Allah adalah shalat subuh pada hari jum’at (diriwayatkan oleh abu nu’aim dalam al-ddayah dan hadist ini silsilah shaih)
- Misalkan engkau hendak bepergian, jadwal pesawat terbang pukul tiga atau empat pagi. Apakah engkau akan melewatkan jadwal itu? Jawabannya tentu saja tidak! Lalu mengapa engkau tidak memperhatikan jadwal shalat Shubuh seperti engkau memperhatikan jadwal pergi?
- Bukankah engkau selalu berupaya bangun sebelum jam kerja hingga engkau bisa ditempat kerja pada waktu yang telah di tetapkan, karena engkau takut kemarahan di rektur atau takut teguran dari pengawas? Mengapa engkau tidak berupaya menjaga waktu shalat subuh seperti engkau berupaya menjaga waktu shalat subuh seperti engaku berupaya tidak terlambat kerja? Masa takut terlambat kerja dengan resiko gaji dipotong 5 %/10% atau kenaikan pangkatnya tertunda. Malah bangga dengan derajat pangkat manusia dibandingkan dinaikkan derajat oleh Yang Maha Pecipta Allah swt, sungguh menyedihkan sekali
- Bayangkan kalau ada seorang konglomerat berjanji akan memberimu satu
milar pada waktu subuh, atau lebih kecil deh satu juta. Apakah engkau
akan terlambat bangun? Lalu beralasan kapadanya bahwa engkau terlambat
karena tertidur? Dapat dipastikan engkau akan bangun dengan semangat dan
gariah untuk mendapatkan satu milyar. Bahagiakah anda memiliki harta
dunia dalam kuburmu, namun anda lebih suka membawa shalat. Padahal
pahala Allah abadi
- 4. Saudaraku bayangkan jika istrimu membangunkan pada pukul empat pagi lalu berteriak : Kebakaran! Kebakaran! Api telah merambat dikamar tidur anda! Apakah engkau akan berkata kepadanya : Biarkan aku tidur saja! Biar saja aku tidur agar telat tadi malam! Atau engkau segera melompat dari kasurmu karena takut terjilat api? Imam Bukhari dan muslim meriwayatkan dari hadis abu hurairah Rasul saw bersabda,”Api kalian ini, yang dinyalakan oleh bani adam hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya api jahanam. Mereka berkata ; Demi Allah itu saja sudah panas wahai Rasullah! Nabi bersabda Sesungguhnya api jahanam dilebihkan panasnya menjadi enampuluh sembilan bagian, setiap bagian sama panasnya.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang hasan bahwa Nabi Saw bersabda :
Allah swt berkata :”Wahai malaikat-malaikatku, lihatlah hamba-Ku itu, ia bangun dari pembaringgnya dan kasurnya meninggalkan keluarga dan kekasihnya guna mengerjakan shalat karena mengharapkan pahala di sisi-Ku dan merindukan apa yang ada sisi-Ku
Berita gembira ketiga : Siapa saja yang keluar untuk mengerjakan shalat subuh berjamaah niscaya Allah akan memberi cahaya pada hari kegelapan
Ath-Thabrani meriwayatkan dengn sanad yang shahih dari abu dardaa dari Nabi Saw bersabda,” Barangsiapa berjalan dalam kegelapan ke masjid, niscaya akan bertemu Allah dengan membawa cahaya pada hari Kiamat
Dalam riwayat Ibnu Hibban dengan lafal : Barangsiapa dalam kegelapan malam menuju masjid niscaya Allah akan memberinya cahaya pada hari kiamat
Makhlul-makhluk akan dibangkitkan dalam suasana gelap yang sangat gelap dan saling menghimpit kegelapan. Apabila tangan nyaris tidak kelihatan. Pada hari itu Allah memberi cahaya kepada saja yang meninggikan kalimat Islam didunia hingga apabila seluruhnya telah mendekati ke shirat Allah menyisakan cahaya bagi orang-orang mukmin yang sejati
Allah berfirman : (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan sedang cahaya mereka bersinar dihadapan dan di selah kanan mereka (dikatakan pada mereka) : “Pada hari ini ada berita gembira untukmu (yaitu) Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar (QS. Al_Hadid : 12)
Akan dipadamkan cahaya dari orang-orang munafik hingga mereka berada dalam kekalutan menakutkan. Mereka mendatangi kaum mukinin agar sedikit di beri cahaya, mereka berkata “Tunggulah kami sudah supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu (QS. Al-Hadiid : 13)
Tetapi orang beriman tidak mau memberi
Dikatakan (kepada mereka : kembali kamu kebelakang carilah sendiri cahaya (untukmu) (QS. Al Hadiid : 13)
Imam Bukhari dan muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw keluar menuju masjid untuk shalat subuh dan membaca :
Ya Allah, jadikan cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, cahaya di pada pendengaranku, cahaya pada penglihatanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, berilah aku cahaya.”
Sadarlah saudaraku kita sekarang ini dalam kondisi jaman yang penuh fitnah, Nabi Saw bersabda : “Segeralah beramal sebelum datang fitnah-fitnah seperti potongan malam yang kelam”
Tetapi seorang mukin sejati bisa melihat jalannya, ia tidak tersesat dan tidak merugi. Allah menunjukinya kepada hikmah kebenaran. Sehingga ia bisa mengetahuinya dan mengingatkan yang lain Allah berfirman :
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dan Kami dihidupkan dan Kami berikan kedepanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan ditengah-tengah masyarakat manusia serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-sekali tidak dapat keluar daripadanya. Demikinlah Kami jadikan orang-orang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan (QS. Al-An’am:122)
Semoga Allah agar memberikan cahaya bagi kita di dunia, dalam kubur dan dihari kiamat.
Berita gembira keempat : Dua rakaat subuh (shalat sunnat subuh ) lebih baik daripada dunia dan seisinya
Imam muslim telah meriwayatkan dari hadis Aisyah bahwa Nabi Saw bersabda,”Dua rekaat Subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya”, Allahu Akbar !!!
Hai orang-orang yang meninggalkan shalat subuh karena sibuk mengurus dunia! Sesungguhnya shalat sunnat subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya berupa tabungan, harta benda, jabatan, pekerjaan, mobil, rumah, kendaraan dan sebagainya. Hamba yang meninggalkan dunia, bangun sebelum waktu shalat subuh tiba, itulah hamba yang lulus ujian. Seperti halnya hamba yang meninggalkan dunia karena hendak mengerjakan shalat niscaya Allah swt akan memberi pahala yang lebih besar dari dunia seluruhnya dengan shalat tersebut.
Nilai 100 trilyun gak ada artinya dengan isi dunia, belum bidadari. Ini baru shalat sunnah subuh. Jika kita sering lihat dobel bonus seperti 70%+20% disini bunus plusnya lebih sedikit, kita sudah tercengang, langsung kita beli di toko ramayana. Coba bayangkan bukan hanya bonus 100% tetapi, bonus utama kita isi dunia + bunus kedua lebih besar, dari isi dunia, di sini Allah tidak menyebutkan secara terperinci, pahala secara fisik dari shalat subuh, karena untuk memancing manusia dengan shalat sunnat sebelum subuh. Coba bandingkan APBN Indonesia mencapai 400 trilyun itu baru pendapatan negara belum sumber daya alam yang tidak ternilai besarnya. Sejatinya Allah sudah mengarahkan orientasi hidup baru bangun tidur adalah alam akherat di hadiah isi dunia dan seisinya, buka bangun pagi cepet-cepet kerja. Takut kena SP oleh manusia karena terlambat kerja tiga kali dalam sebulan, bagaimana tidak shalat subuh tiga kali dalam seminggu atau sebulan mengapa kita tidak resah, apa kita tidak takut dengan SPM (Surat Perintah Mati) dari Sang Raja di Raja, yang menciptakan manusia, yang memberi rejeki, apa tidak takut dengan azab kubur dan neraka! Apalagi selama ini terlah membuang umur dengan tidur, mengakhirkan sholat subuh pun hanya di rumah. Umar abdul aziz berkata,”Allah mengatakan bahwa orang yang melalaikan shalat dan mengikuti hawa nafsunya adalah orang-orang yang berada dalam kesesatan. Dan yang dimaksud dengan melalaikan di sini bukanlah meninggalkannya tetapi memperlamba/menunda waktunya untuk melaksanakan sholat.
Nilai pensiun anda, gaji seumur hidup kita, kendaraan kita digabung dengan harta manusia masih belum ada artinya saudaraku, Allah memperumpamakan secara fisik saja padahal lebih besar dari yang kita bayangkan. Saudaraku jangan santai dengan kondisi masih muda, kadang setan mengompori usiamu masih muda gampang masih ada waktu. Jika kita di kasih umur sampai 70 tahun seumpama kita mulai umur 50 tahun, berarti nilai pahala kita dicuma 20 tahun padahal saudaraku bagaimana jika pesaing kita dari umur 20 tahun sudah aktif shalat subuh dan tidak pernah bolong. Tapi jika kita baru satu minggu baru melakukan disiplin shalat subuh kemudian siangnya kita meninggal. Dipintu surga sudah berjubel orang yang masuk surga pasti dipriotaskan yang istiqmah dan banyak melakukan sholat berjamaah subuh. Umar Abdul Aziz berkata : Sesungguhnya orang-orang sholeh dulu memaksakan diri untuk berbuat kebaikan/amal. Kalau dikasih umur Nabi biarlah sabar tiap hari shalat subuh berjamaah, paling lama 20-50 tahun bukan waktu yang lama di bandingkan disurga yang abadi.
Aisyah mengatakan seperti diriwayatkan oleh Al-Bukhari :
Nabi saw tidak pernah menjaga sesuatu dari amalan-amalan sunnat seketat beliau menjaga dua rakaat sunnat subuh
Ibnu Hajar AL-Asqalaani berkata dalam fathul Baari “Rasulullah tidak pernah mengerjakan shalat sunnat rawatib sebelum maupun sesudah shalat di saat bepergian kecuali shalat sunnat subuh
Rasulullah saw bersabda di riwayatkan oleh Abu Dawud dan ahmad dari hadist Abu Hurairah, “Janganlah Kalian tinggalkan dua rakaat shalat sunnat subuh meskipun kalian berada di punggung kuda
Saudaraku begitu besar beliau perhatiannya mengerjakan shalat sunnat subuh jika belum mengerjakannya maka beliau mengerjakan sesudah shalat subuh. Semua di lakukan karena pengagungan terhadap shalat nafilah ini yang akan membuat kita mengagungkan dan membesarkan shalat fardunya (yakni shalat shubuh). Saudaraku dapat dibayangkan begitu shalat sunnatnya saja lebih baik dari isi dunia dan seisinya lantas bagaimana pula dengan shalat fradhu (shalat subuhnya) ? Allahu Akbar begitu besar Allah sayang sama orang Islam, kita kadang lalai lebih mementingkan dunia, tidur dikasur bangga dengan harta bendanya, dengan istri dan anak-anaknya.
Pada malaikat siang dan malaikat malam turun silih berganti. Dan mereka berkumpul pada shalat subuh dan shalat ashar. Kemudian naiklah para malaikat yang bertugas mencatat amal kalian dan Allah bertanya kepada mereka (dan Dia Maha Tahu tentang keadaan hamba-hamba-Nya): Bagiamana keadaan hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan? Mereka menjawab: Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat dan kami datangi mereka juga dalam keadaan mengerjakan shalat.
Ibnu khuzaimah menambahkan dalam kita shahihnya,”Sesungguhnya para malaikat berdoa: “Ya Allah, ampunilah dia pda hari kemudian kelak.
Subhanallah saudaraku kita sudah dapat bonus seisi dunia + bonus pahala shalat shubuh + di doakan oleh Malaikat. Begitu ruginya kita jika tidak mau melakukan Jmaa’ah shalat subuh di masjid. Dan bagaimana nanti jika laporan dari malaikat kepada Allah oh itu waktu subuh si fulan masih tidur, lalai mengerjakan shalat subuh. Begitu malangnya menyia-nyiakan waktu untuk tidur. Saat tiba-tiba kita diambil nyawa oleh malaikat Isroil, sudah tidak bisa lagi melakukan shalat subuh. Memangnya kita bisa shalat subuh di kubur, betul perkataan Imam Ahmad,”Membuang waktu lebih berbahaya dari kematian! Artinya jika kita sudah mati tidak bisa melakukan ibadah kepada Allah. Makanya salah satu prasyarat menjadi anggota Jihad Hamas adalah selama 3 bulan berturut-turut shalat subuh tidak boleh lolos sekali, sebelum azan subuh harus sudah di masjid disamping prasyarat lain yaitu harus hafal 20 jus. Bangsa Yahudi akan takut bilamana Jamaah shalat subuh di masjid seperti ramainya sholat Jumat. Kata rahib Yahudi tenang saja kondisi seperi itu masih lama.
Berita gembira kelima : apabila engkau mengerjakan shalat subuh berjama’ah niscaya akan ditulis bagimu pahala qiyamullail
Imam musliam meriwayatkan sebuah hadis dari Ustman bin affan, ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
Barangsiapa mengerjakan shalat Isya berjama’ah seolah-olah ia mengerjakan shalat separuh malam. Dan barangsiapa shalat subuh berjamaah seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam penuh
Berita gembira keenam : para malaikat berkumpul dan mendoakan orang-orang yang mengerjakan shalat subuh berjama’ah
Allah berfirman,”dan (dirikanlah shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh di saksikan (oleh malaikat) (QS. AL-Isra : 78)
Imam Bukhari meriwayatkan hadists dari abu hurairah, ia berkata: Aku mendengar Rasulallah saw bersabda : Shalat berjama’ah lebih utama dari dua puluh lima kali lipat daripada kamu sholat sendirian. Malikat malam dan malaikat siang berkumpul menghadiri shalat subuh
Berita gembira ketujuh : dzikir khusus sesudah shalat subuh yang mendatangkan pahala besar
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad hasan dari hadist abu dzar bahwa Rasullah bersabda, “Barangsiapa sebelum berpaling dan melipat kakinya dari shalat magrib dan shalat subuh membaca, “Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah, taida sekutu bagiNya, bagi-Nya kerajaan dan pujian. Ditangan-Nya segala kebaikan, Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu
Sebanyak sepuluh kali niscaya ditulis baginya setiap kalimat sepuluh pahala kabaikan. Dan akan sihapus darinya sepuluh kesalahan. Akan diangkat derajatnya sepuluh tingkatan. Dan kalimat tersebut menjadi pelindung baginya dari setiap keburukan serta menjadi pelindung baginya dari gangguan setan yang terkutuk. Tidak ada satupun dosa yang bisa mengapainya kecuali dosa syirik
Berita gembira kedelapan : sesudah mengerjakan shalat subuh kamu ditulis dalam kelompok abraar dan masuk dalam golongan delegasi aR-Rahman
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad hasan di hasankan oleh al-baani dari hadis abu ummah bahwa Rasulullah bersabda,
”Barangsiapa berwudhu di rumahnya lantas mendatangi masjlis dan mengerjakan shalat dua rakaat sebelum subuh kemudian duduk hingga ia mengerjakan shalat subuh kemudian keluar dari masjid maka shalatnya pada hari itu ditulis dalam golongan shalat kaum abraar dan akan ditulis dalam golongan delegasi ar-rhaman
Allah swt berfirman tentang kaum abraar”Sesungguhnnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar dalam kenikamatan besar (jannah), mereka (duduk) diatas dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan (qs al-muthaffifiin; 22-24)
Ibnu kasir berkata dalam tafsirnya : Delegasi ar-Rahman adalah orang-orang yang akan dibangkitkan pada hari kimat dengan mengendarai kendaraan dari cahaya
Delegasi adalah orang yang dibangkitkan dengan berkendaraan ketika semua berjalan, orang-orang yang kenyang ketika semua berjalan, orang-orang yang segar ketika semua manusia dahaga, orang-orang yang teguh ketika semua manusia tergoncang dan orang-orang yang aman ketika semua manusia merasa takut
Berita gembira kesembilan sesudah mengerjakan shalat subuh kamu masuk dalam perlingundan Allah
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sand hasan Nabi saw bersabda,”Barangsiapa mengerjakan shalat subuh maka ia berada dalam perlindungan Allah pada hari itu
Imam Muslim meriwayatkan hadus juddab bisn sofyan Rasullalah bersabda : Barangsiapa mengerjakan shalat subuh maka ia berada dalam perlindungan Allah hingga sore hari. Yaitu ia berada dalam perlindungan jaminan dan tanggungan Allah
Imam muslim menambahkan dalam perlindungan Allah. Barangsiapa melanggar perlindungan Allah akan menyungkurkannya dalam api naar
Dalam riwayat ibnu Majah disebutkan dengan lafal,”Janganlah kalian melawan Allah dalam perlindungan-Nya. Kemudian Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa membunuhnya niscaya Allah akan menuntutnya hingga Allah menyungkurkan wajahnya ke api Naar”
Berita gembira kesepuluh : Shalat subuh memberimu pahala yang besar
At-Tirmidzi meriwaytkan dengan sanad dihasankan oleh al-albani dari anas bin malik dari Rasullah saw bersabda : Barangsiapa yang ikut shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu duduk berdzikir mengingat Allah sampai matahari terbir, lantas mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna”
Imam Ahmad, at-tirmidzi, abu dawud dan ibnu majah meriwayatkan dari sakhr al-ghamidi dari Rasullah beliau besabda : Ya Allah berkahilah umatku pada pagi harinya
Berkah ini melipuri segala lini, meliputi seluruh aktivitas, berkah pada perniagaan, perniagaan, bacaan, hafalan, safar dan jihad.
Dalam riwayat Ahmad disebutkan “Sesungguhnya sakhr al-ghamidi banyak hartanya sehingga ia tidak tahu dimanakah ia harus meletakkan hartanya.
Berita gembira kesebelas: Siapa yang shalat subuh berjama’ah maka Allah berjanji akan memasukkannya ke dalam jannah
Imam Al-Bukhari dan muslim meriwayatkan hadis abu musa al syari ia berkata,” Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa mengerjakan shalat burdain (shalat subuh dan ashar) maka ia akan masuk Jannah
Imam Muslim meriwayatkan dari Umarah bin Rubaibah bahwa Rasulallah saw bersabda,”Tidak akan masuk Naar seseorang yang mengerjakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari
Allah berfirman,”Barangsiapa dijauhkan dari Naar dan dimasukkan ke dalam jannah maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (ali Imran: 185)
Mengetahui keutamaan shalat subuh berjamaah mendapatkan akan memotivasi kita untuk mengerjakannya dan bersegera melakukannya
Apabila ia berjalan ke masjid maka setiap langkah akan dihitung pahala. Setiap ayunan langkahnya akan ditulis satu pahala kebaikan, dihapus darinya satu kesalahan dan akan diangkat derjatnya satu tingkatan. Bahkan menunggu shalat subuh berjamaah merupakan karamah di jannah yang hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Imam AL-Bukhari dan muslim meriwayatkan sebuh hadis dari abu hurairah bahwa Rasullah saw bersabda
Barangsiapa berangkat ke masjid pagi atau petang hari niscaya Allah akan menyiapkan baginya tempat singgah di Jannah setiap kali ia datang pagi dan petang
Allahu Akbar begitu sayangnya Allah kepada mukmin sejati dengan hadiah tiap kedatangan dapat rumah disurga. Tentunya rumah di dunia yang paling mewah di dunia dibandingkan dengan rumah di surga jauh sekali perbedaanya. Buat rumah di surga sangat gampang dibandingkan buat rumah di dunia, butuh waktu hanya beberapa menit saja. Bagi muslim sejati, bagi mujahid sejati, bagi mujahid tauhid, shalat subuh berjamaah di masjid Harga Mati!! Nasehat Asy-syahid muhammad Fathi Farhat anggota Hamas masih umur 18 jumat 8 maret 2002 menyusup ke negara Yahudi sambil menenteng AK 47 dan bom rakitan berhasil membunuh 9 tentara Yahudi melukai 24 serdadu dalam wasiatnya :
….Saudaraku Ikawan akwat yang aku cintai, shalat subuh berjamaah adalah inkubator para ksatria (rijal), tempat berhimpunnya orang-orang mukhlis, tanda-tanda para mujahid, tak ada amalan sejenis yang menyamai kebaikan yang ada di dalamnya, cukuplah pelakunya berada dalam jaminan Allah Azza wa Jalla…
Wahai saudaraku tercinta! Sesungguhnya shalat subuh adalah barometer untuk membedakan orang-orang yang benar-benar mencintai Allah dengan orang-orang yang berdusta dan mengaku-ngaku!