Assalamualaikum
wr.wb
Alhamdulillah
kepada Allah swt dengan Rahmat-Nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan artikel ini. Kali ini saya membuat artikel tentang membiasakan
hidup dengan istiqamah. Mudah-mudahan setelah membaca artikel ini pembaca bisa
lebih beristiqamah dalam menjalani hidup. Umar bin Khatab mengatakan istiqamah
adalah meluruskan diri dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Secara sederhana, istiqamah berarti teguh hati, kuat pendirian
dan konsisten. Ayat sangat jelas memberi jaminan kepada orang-orang yang
beristiqamah, namun sayangnya banyak umat islam yang belum istiqamah dalam
melaksanakan ibadah dan amal. Problem demikian bisa dipahami, karena
beristiqamah gampang-gampang susah. Dikatakan mudah sebab istiqamah bisa
dilakukan siapa saja. Sementara dikatakan berat karena dalam melakukannya
dibutuhkan pengorbanan besar, mental kuat dan waktu yang tak sebentar.
Beranjak
dari sinilah, istiqamah terbagi dalam dua macam. Pertama, istiqamahnya terbagi
dalam aspek lahiriyah, yakni menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Kedua, istiqamahnya orang khusu dalam aspek lahiriyah yaitu
mengosongkan diri dari urusan dunia dan kegemerlapannya. Adapun dalam aspek batiniyah,
memadukan diri pada kenikmatan surga dengan merindukan pertemuan dengan-Nya.
Tingkat
dasarnya dasarnya, istiqamah dikaitkan dengan kualitas keimanan seseorang yang
melibatkan lisan, hati dan tubuh. Pada tingkat istiqamah dengan lisan,
seseorang lisannya terus-menerus mengucapkan dua kalimat syahadat.
Artinya, seorang muslim tak bosan-bosannya mengakui keesaan Allah swt. sebgai
satu-satunya Dzat yang wajib diagungkan dan membenarkan Rasulullah saw. sebgai
utusan-Nya. Misalnya setiap kali shalat. Kita melafalkan dua kalimat syahadat
dalam bacaan tasyahud awal dan akhir.
Tingkat
kedua istiqamah dengan hati, yakni sanubari yang tak pernah berhenti
menghendaki kebenaran. Setelah lisannya mengakui syahadatain, dalam
nurani seseorang senantiasa mengharapkan kebenaran tercipta dimanapun ia
berpijak dengan berlandaskan pada Al-Quran dan Al-Hadist yang dipahaminya.
Setidaknya pada tahap ini, seseorang akan berusaha menghilangkan kedzaliman di
muka bumi dengan cara-cara yang dibenarkan agama dan diajarkan Rasulullah,
yakni lugas namun tegas.
Tingkat
terakhir istiqamah dengan tubuh, yaitu anggota tubuh secara berkesinambungan
melakukan ibadah dan berbakti kepada Allah swt. maksudnya, apa yang dilakukan
dengan anggota badannya diniatkan untuk beribadah dan karena Allah semata.
Umpamanya dalam bekerja atau beraktivitas karena mencari ridho-Nya. Disamping
mendapatkan materi sebagai biaya hidup, kita juga memperoleh pahala.
Adanya
ayat yang berbicara tetang istiqamah, disebabkan adanya empat sasaran yang
hendak dicapai, yaitu taat sebagai imbas dari perintah, taqwa sebagai
penjelmaan dari larangan, syukur sebagai buah dari nikmat dan sabar sebagai
hasil dari keinginan memperoleh surga. Untuk menyempurnakan empat perkara
tersebut, setidaknya masih diperlukan empat faktor lagi, yakni taat
disempurnakan dengan ikhlas, taqwa dilengkapi dengan taubat, syukur dipadukan
dengan tahu diri atas kekurangan dan kelemahan diri dan sabar disearaskan
dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah swt.
“sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adala Allah’, kemudian mereka
meneguhkan pendiriannya (itiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu’.” (QS. Fushshilat: 30)
Wassalamualaikum
wr.wb
Semoga
Bermanfaat Bagi Pembaca
“ YUDHA MUHAMMAD YUSUF SAQ “