Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam
istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air
yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah Sulaiman: ”
Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca” Berkatalah
Balqis: ”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan
semesta alam”."(QS.An Naml:44)
Keterangan lebih terperinci tentang apa yang terjadi diantara dua orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari dua negara ini, pemerintahan mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya diterangkan dalam Surat An Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An Naml, memulai keterangannya tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa oleh seekor burung Hud, salah satu tentara nabi Sulaiman.
dalam Al-Qur'an diterangkan:
"Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata;”Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahinya, dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Ársy yang besar”. Berkata Sulaiman :”Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS.An Naml 22-27)
Setelah menerima berita dari burung hud ini, Sulaiman pun memberikan perintah sebagai berikut :
"Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.".(QS. An Naml: 28)
Setelah ini, al-Qur’an mengemukakan kejadian yang berkembang setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:
Berkata Balqis : “Hai pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya): “Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Berkata Balqis : “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).”
Mereka (Para Pejabat Kerajaan) menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat kuat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.
Balqis berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah apa yang akan mereka perbuat. dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh utusan-utusanku itu.”
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaimanpun berkata:
"Apakah (pantas) kamu menolong aku dengan harta..? Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan Ratu kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu."
Maka kembalilah mereka, dan berkata Sulaiman "Sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang sangat hina”.
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: ”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya.”
Lalu Berkata seseorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:
”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut terletak dihadapannya, ia berkata: "ini termasuk karunia Allah untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni’mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Dia berkata: “Jadikan sebagai singgasananya, maka dia akan melihat apakah dia mengenali ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenali singgasananya.”.
Dan ketika Balqis datang, ditanyakan kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu..?”.
Dia menjawab: “Ya.. Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan ke-Islamannya), karena sesungguhnya ia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ini adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
(QS An Naml 29-44).
"Catatan sejarah mengungkapkan pertemuan antara Sulaiman dengan Ratu Saba berdasarkan penelitian para arkeolog yang dilakukan di negeri tua Saba di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang “Ratu” yang pernah berada di kawasan ini hidup antara 1000 s/d 950 SM dan melakukan perjalanan ke Utara (ke Jerusalem)."
Keterangan lebih terperinci tentang apa yang terjadi diantara dua orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari dua negara ini, pemerintahan mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya diterangkan dalam Surat An Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An Naml, memulai keterangannya tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa oleh seekor burung Hud, salah satu tentara nabi Sulaiman.
dalam Al-Qur'an diterangkan:
"Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata;”Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahinya, dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Ársy yang besar”. Berkata Sulaiman :”Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS.An Naml 22-27)
Setelah menerima berita dari burung hud ini, Sulaiman pun memberikan perintah sebagai berikut :
"Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.".(QS. An Naml: 28)
Setelah ini, al-Qur’an mengemukakan kejadian yang berkembang setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:
Berkata Balqis : “Hai pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya): “Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Berkata Balqis : “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).”
Mereka (Para Pejabat Kerajaan) menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat kuat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.
Balqis berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah apa yang akan mereka perbuat. dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh utusan-utusanku itu.”
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaimanpun berkata:
"Apakah (pantas) kamu menolong aku dengan harta..? Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan Ratu kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu."
Maka kembalilah mereka, dan berkata Sulaiman "Sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang sangat hina”.
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: ”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya.”
Lalu Berkata seseorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:
”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut terletak dihadapannya, ia berkata: "ini termasuk karunia Allah untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni’mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Dia berkata: “Jadikan sebagai singgasananya, maka dia akan melihat apakah dia mengenali ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenali singgasananya.”.
Dan ketika Balqis datang, ditanyakan kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu..?”.
Dia menjawab: “Ya.. Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan ke-Islamannya), karena sesungguhnya ia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ini adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
(QS An Naml 29-44).