Keluhuran budi pekerti memang memikat hati dan melalui kata-kata manis yang dibungkus akhlak nan terpuji, manusia dibuat terpesona olehnya. Itulah sosok Rasululloh saw, seorang dai sejati yang memikat manusia lewat kata-kata dan perangainya.
Ketika seorang bocah Yahudi yang suka membantunya sedang sakit, beliau membesuknya, lalu duduk di samping kepalanya seraya berkata lirih kepadanya: "Islam-lah kamu...!" maka si bocah memandang ayahnya yang berada di dekatnya, lalu ayahnya berkata: "Patuhlah kepada Abul Qasim* ..," dan akhirnya bocah tersebut masuk Islam... serta merta Rasululloh saw pun keluar sambil berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api Naar..." (HR Bukhari).
Untuk berakhlak baik, seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya atau bersusah payah memeras tenaga. Bukahnkah ia tidak lain sekedar bermanis di muka orang, menolong mereka, dan tidak mengganggunya?
Menghiasi diri dengan akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur perupakan ciri khas orang-orang mulia. Dan memang manusia terbaik ialah yang akhlaknya paling baik; Rasululloh saw bersabda:
إنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُم أَخْلاَقًا . (رواه البخاري)
"Sesungguhnya yang termasuk orang terbaik diantara kalian ialah yang paling baik akhlaknya." (HR Bukhari).
Apalagi agama kita menganjurkan setiap kebaikan dan melarang setiap kejelekan, padahal kemuliaan seseorang hanyalah imbas dari keluhuran agama dan budi pekertinya. Karenanya, membenahi perilaku dapat menolong seseorang untuk membenahi hatinya, sekaligus menggali kebaikan-kebaikannya.