Selama dua tahun setelah meninggalnya sang ibu, rasa bersalah, penyesalan dan kepedihan menguasai dirinya, dia mengasigkan diri dari pergaulan, berganti-ganti pekerjaan, pindah tempat, mencoba mencari kesibukan baru tetapi tidak satupun dapat meringankan beban hidupnya. Sampai kesempatan dihari minggu bisa bermain dan belajar bersama anak-anak Rumah Amalia telah membuat hatinya menangis, “Mas Agus, saya merasakan betapa beban hidup saya seolah terasa diangkat oleh Allah.” Allah mendengarkan doanya dan menyembuhkan hatinya yang remuk. Sampai akhirnya menemukan sebuah harapan untuk melanjutkan hidupnya. Tak lama kemudian menikah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Subhanallah.
Pages - Menu
- SEJARAH ISLAM
- KISAH NABI
- KISAH PENTNG
- KISAH PENUH HIKMAH
- DO'A
- SHOLAT
- IMAN
- HARTA
- Majelis Ulama Singapore
- Muslim in RUSSIA
- ISLAM IN NETHERLAND
- Muslim Japan
- ISLAM IN NORTH AMERICA
- Muslim in HONGKONG
- Muslim Denmark
- Muslim Malaysia
- MUSYRIK
- JIHAD
- PUASA
- RAMADHAN
- ZAKAT
- RUKUN ISLAM
- SEDEKAH
- AQIQAH
- SHOLAWAT
- SYA'BAN
- RASULULLAH SAW
- KHUTBAH
- AL QUR'AN
- ISLAM
- HADIST
- IEDUL ADHA
- IEDUL FITRI
PERMOHONAN TERAKHIR SEORANG IBU
Selama dua tahun setelah meninggalnya sang ibu, rasa bersalah, penyesalan dan kepedihan menguasai dirinya, dia mengasigkan diri dari pergaulan, berganti-ganti pekerjaan, pindah tempat, mencoba mencari kesibukan baru tetapi tidak satupun dapat meringankan beban hidupnya. Sampai kesempatan dihari minggu bisa bermain dan belajar bersama anak-anak Rumah Amalia telah membuat hatinya menangis, “Mas Agus, saya merasakan betapa beban hidup saya seolah terasa diangkat oleh Allah.” Allah mendengarkan doanya dan menyembuhkan hatinya yang remuk. Sampai akhirnya menemukan sebuah harapan untuk melanjutkan hidupnya. Tak lama kemudian menikah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Subhanallah.